PERBEDAAN DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT KOKOA (Theobroma cacao) DAN NaOCl 2,5% TERHADAP Porphyromonas gingivalis

Sejak infeksi pulpa berperan penting dalam perkembangan lesi periradikuler, perawatan endodontik harus diarahkan untuk mengeliminasi bakteri dan produk bakteri. Akan tetapi, saat ini 20% kasus periodontitis apikalis tidak terselesaikan setelah perawatan saluran akar dan sebab itu diperlukan perb...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: RIFATUL JANNAH, 021411131118
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
English
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/68749/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/68749/2/full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/68749/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
Description
Summary:Sejak infeksi pulpa berperan penting dalam perkembangan lesi periradikuler, perawatan endodontik harus diarahkan untuk mengeliminasi bakteri dan produk bakteri. Akan tetapi, saat ini 20% kasus periodontitis apikalis tidak terselesaikan setelah perawatan saluran akar dan sebab itu diperlukan perbaruan disinfeksi saluran akar. Bahan irigasi yang sering digunakan saat ini adalah NaOCl 2,5%. Tetapi, NaOCl mempunyai kekurangan, antara lain bersifat toksik ketika bahan ini diinjeksikan sampai ke jaringan periradikular akan menyebabkan rasa sakit, pendarahan serta pembengkakan yang luas. Sampai saat ini, banyak obat berasal dari tanaman yang masih diproduksi dari ekstrak tanaman. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah kokoa (Theobroma cacao). Kokoa mengandung senyawa aktif, berupa saponin, tannin, alkaloid, flanonoid, terpenoid aromatik, teobromin dan metabolit lain. Kulit kokoa telah diteliti memiliki efek antibakteri terhadap Porphyromonas gingivalis yang merupakan bakteri utama penyebab periodontal apikalis. Namun, Perbedaan daya antibakteri antara ekstrak kulit koko dan NaOCl terhadap Porphyromonas gingivalis belum pernah diteliti. Tujuan: Membandingkan perbedaan daya antibakteri ekstrak kulit kokoa dan NaOCl 2,5% terhadap Porphyromonas gingivalis. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium. Porphyromonas gingivalis ditanam pada media nutrient agar dengan metode spreading. Ekstrak kulit kokoa 25% dan NaOCl 2,5% ditaruh pada paperdisk berdiameter 5mm dan diletakkan diatas petridish yang sudah ditanami Porphyromonas gingivalis. Diameter zona hambat diamati setelah 2x24 jam. Hasil: Ekstrak kulit kokoa memiliki rata-rata diameter zona hambat lebih kecil (14,22) NaOCl 2,5% (16,06). Kesimpulan: Ekstrak kulit kokoa memiliki daya antibakteri lebih rendah terhadap pertumbuhan bakteri P. gingivalis dibandingkan dengan NaOCl 2,5%