HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ATLET DAN POLA KONSUMSI DENGAN MASSA OTOT PADA ATLET KEMPO DI WILAYAH SURABAYA (STUDI KASUS DI DOJO UNAIR,UBAYA DAN UNTAG
Massa otot adalah indikator kondisi tubuh yang dipengaruhi berbagai faktor yaitu usia, makanan dan tingkat aktivitas sehari-hari. Olahraga kempo adalah cabang beladiri yang memiliki beragam teknik, untuk memaksimalkannya diperlukan massa otot yang baik sehingga mendukung penampilan saat bertandi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/69287/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/69287/2/full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/69287/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Massa otot adalah indikator kondisi tubuh yang dipengaruhi berbagai
faktor yaitu usia, makanan dan tingkat aktivitas sehari-hari. Olahraga kempo
adalah cabang beladiri yang memiliki beragam teknik, untuk memaksimalkannya
diperlukan massa otot yang baik sehingga mendukung penampilan saat
bertanding. Variabel yang mempengaruhi massa otot antara lain karakteristik atlet
(umur, latihan fisik dan uang saku), perilaku makan (diet, konsumsi kafein dan
soft drink, konsumsi fast food san suplemen), pengetahuan gizi, pila konsumsi
(frekuensi dan jumlah makanan), asupan zat gizi, tingkat kecukupan gizi,
keseimbangan energi, aktivitas fisik dan energi ekspenditur. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik atlet dan pola
konsumsi dengan massa otot pada atlet kempo di wilayah Surabaya (Studi Kasus
di Dojo UNAIR,UBAYA dan UNTAG).
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain
penelitian case control study. Sampel penelitian sebanyak 72 orang, diambil
secara acak menggunakan metode simple random sampling. Pengumpulan data
meliputi penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan pengukuran
massa otot, food recall 2x24 jam, food frequency questionnaire, wawancara yang
terdiri dari karakteristik atlet, pengetahuan gizi dan aktivitas fisik, pengukuran
massa otot dengan alat Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Data dianalisisi
secara deskriptif, uji hubungan menggunakan uji chi-square dan fisher exact test .
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara durasi latihan
(p=0,000) OR = 35 (8,391<OR<145,985), frekuensi latihan (p=0,013) OR = 5
(1,096<OR<22,820), aktivitas fisik (p=0,036) OR = 4,087 (1,207<OR<13,838)
dan kecukupan protein (p=0,000) OR = 21 (6,125<OR<72,003) dengan massa
otot sedangkan antara uang saku untuk makan (p=1,000), diet (p=0,679),
konsumsi kafein dan soft drink (p=0,510), konsumsi fast food (p=0,218),
konsumsi suplemen (p=0,297), pengetahuan gizi (p=0,150), kecukupan
karbohidrat (p=0,470), kecukupan lemak (p=0,077) dan keseimbangan energi
(p=0,149) tidak ada hubungan dengan massa otot. Faktor yang paling
mempengaruhi massa otot secara berututan adalah durasi latihan, kecukupan
protein dan terakhir aktivitas fisik.
Kesimpulan penelitian ini adalah durasi latihan, kecukupan protein dan
aktivitas fisik dapat mempengaruhi massa otot pada atlet kempo. Sebaiknya atlet
kempo lebih menjaga dan memantau nilai massa otot pada range normal dan
dilakukan pemeriksaan rutin serta meningkatkan asupan gizi sesuai kebutuhan. |
---|