PENGEMBANGAN ADSORBEN BERBASIS IONIC IMPRINTED POLYMER (IIP) SEBAGAI MATERIAL SOLID PHASE EXTRACTION (SPE): APLIKASI UNTUK KUANTIFIKASI BIOAKUMULASI DAN ELIMINASI KADMIUM DAN SENG DALAM IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Telah disintesis material IIP dengan menggunakan 8-hidroksiquinolin (8HQ) sebagai ligan pengompleks, asam metakrilat (MAA) sebagai monomer, etilenglikol dimetakrilat (EGDMA) sebagai agen crosslinking, benzoil peroksida sebagai inisiator, etanol-asetonitril (2:1) sebagai porogen, serta ion kadmium...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/70350/1/Dis.%20M.%2002-18%20Wir%20p%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/70350/2/Dis.%20M.%2002-18%20Wir%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/70350/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Telah disintesis material IIP dengan menggunakan 8-hidroksiquinolin (8HQ)
sebagai ligan pengompleks, asam metakrilat (MAA) sebagai monomer,
etilenglikol dimetakrilat (EGDMA) sebagai agen crosslinking, benzoil peroksida
sebagai inisiator, etanol-asetonitril (2:1) sebagai porogen, serta ion kadmium dan
seng sebagai template yang digunakan sebagai adsorben untuk analisis kadmium
dan seng secara SPE. Sintesis IIP dilakukan dengan metode polimerisasi
presipitasi. IIP tersebut dikarakterisasi dengan FTIR untuk memastikan
keberhasilan sintesis IIP. Studi kinetika menunjukkan bahwa adsorpsi kadmium
dan seng pada IIP mengikuti model kinetika orde pseudo-second. Studi adsorpsi
isoterm menunjukkan adsorpsi kadmium dan seng pada IIP mengikuti model
isoterm Langmuir. Kapasitas adsorpsi maksimum untuk kadmium dan seng
berturut-turut 17,544 mg/g dan 20,833 mg/g. Kondisi optimum analisis kadmium
menggunakan metode SPE pada pH 6, volume pengelusi 2 mL, dan laju alir
sampel 0,5 mL/menit, sedangkan seng pada pH 5,5, volume pengelusi 2 mL, dan
laju alir sampel 0,5 mL/menit. Pada kondisi optimum, metode yang diusulkan
menunjukan faktor pemekatan teoritik 50 kali mempunyai limit deteksi 6,335 ppb
untuk kadmium dan 7,347 ppb untuk seng. Analisis kadmium dan seng dalam
sampel hati, daging, dan insang ikan nila memiliki recovery berturut-turut 95,61;
94,60; dan 95,52 %, sedangkan untuk seng berturut-turut 96,12; 95,78; dan 96,22
%. Hasil studi akumulasi kadmium dan seng pada ikan nila menunjukkan setelah
pemaparan kadmium dan seng terjadi akumulasi kadmium dan seng. Urutan
kenaikan bioakumulasi pada daging, hati, kemudian insang. Setelah dilakukan
eliminasi kadmium dan seng, terjadi penurunan jumlah kadmium dan seng yang
terakumulasi. Urutan kenaikan kecepatan eliminasi pada daging, hati, kemudian
insang. |
---|