MODEL PREDIKSI KADAR TITER ANTI PHENOLIC GLYCOLIPID-1 PADA ANAK NARAKONTAK SERUMAH

Kabupaten Bangkalan adalah salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang merupakan wilayah endemis kusta. Tingginya insiden kusta di Kabupaten Bangkalan menandakan bahwa masih ada sumber penularan yang tinggi di masyarakat. Titer antibodi PGL-1 berfungsi untuk menentukan risiko penularan oleh Mycrobac...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: RIKY HAMDANI, 101514553007
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/70418/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/70418/2/TEP%2004-18%20Ham%20m.pdf
http://repository.unair.ac.id/70418/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Kabupaten Bangkalan adalah salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang merupakan wilayah endemis kusta. Tingginya insiden kusta di Kabupaten Bangkalan menandakan bahwa masih ada sumber penularan yang tinggi di masyarakat. Titer antibodi PGL-1 berfungsi untuk menentukan risiko penularan oleh Mycrobacterium lepra. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model prediksi kadar titer anti phenolic glycolipid-1 pada anak narakontak serumah di Kabupaten Bangkalan. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jenis penelitian observasional analitik. Penelitian dilakukan di Kecamatan Burneh, Konang, dan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan. Sampel dalam penelitian ini adalah anak yang berumur 6-14 tahun yang merupakan narakontak serumah penderita kusta Pausibasiler (PB) dan Multibasiler (MB) di Kecamatan Burneh, Konang, dan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan. Sampel dalam penelitian ini adalah anak-anak yang berumur 6-14 tahun yang merupakan narakontak serumah penderita kusta PB dan MB sebanyak 88 responden yang dipilih menggunakan studi sampel stratified random sampling. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kadar titer anti PGL-1 dipengaruhi secara langsung oleh umur sebesar umur sebesar 0,36, status gizi sebesar 2,54, imunisasi BCG sebesar 0,75, sumber air sebesar 2,37, kepadatan hunian sebesar 1,08, luas ventilasi sebesar 17,27, kelembaban hunian sebesar 1,10, dan pencahayaan sebesar 62,13. Selain itu kadar titer anti PGL-1 juga dipengaruhi secara tidak langsung oleh penghasilan melalui status gizi sebesar 4,15. Pengawasan perlu dilakukan terhadap anak yang memiliki kadar titer anti PGL-1 yang tinggi untuk mencegah perkembangan dan penularan penyakit.