KEARIFAN LOKAL DALAM BAHASA NELAYAN DI PANTURA LAMONGAN: KAJIAN ETNOLINGUISTIK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena bahwa Lamongan berada di jalur Pantura yang menandakan daerah tersebut memiliki mobilitas tinggi dan laju gerak pembangunan sarana prasarana cenderung cepat namun masyarakat nelayan masih terus mempertahankan keaslian di bidang pernelayanan. Oleh seba...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/70467/1/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/70467/2/TIL%2001-18%20Sul%20k.pdf http://repository.unair.ac.id/70467/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena bahwa Lamongan berada di
jalur Pantura yang menandakan daerah tersebut memiliki mobilitas tinggi dan laju
gerak pembangunan sarana prasarana cenderung cepat namun masyarakat nelayan
masih terus mempertahankan keaslian di bidang pernelayanan. Oleh sebab itu
tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap pengetahuan dalam bahasa
nelayan dan mengungkap kearifan lokal dalam bahasa nelayan yang tercermin
dalam ekspresi verbal dan nonverbal pada masyarakat nelayan di Pantura
Lamongan menggunakan kajian etnolinguistik. Melalui analisis deskriptif
kualitatif, penelitian ini dapat mengungkap pengetahuan yang dimiliki oleh
masyarakat nelayan yang ada di Pantura Lamongan, yakni pengetahuan tentang
alam sekitar (jenis musim, angin, dan benda langit), tumbuhan yang tumbuh di
sekitar tempat tinggal (tumbuhan laut dan tumbuhan darat), binatang yang hidup
di sekitar tempat tinggal (binatang laut dan binatang darat), bahan mentah atau
benda-benda dalam lingkungan, tubuh manusia, sifat dan tingkah laku
masyarakat, konsep ruang dan waktu, pengetahuan tentang pernelayanan (jenis
nelayan dan alat-alatnya), dan pengetahuan tentang agamanya.
Dari pengetahuan, masyarakat dapat menentukan cara untuk menghadapi
permasalahan hidup yang disebut kearifan lokal. Kearifan lokal yang ada pada
bahasa nelayan di Pantura Lamongan tercermin dalam dua cara mengekspresikan
bahasa, yakni terdapat 91 kearifan lokal yang tercermin dalam ekspresi verbal
berupa tuturan-tuturan yang diyakini memiliki kekuatan atau simbol, juga berupa
kata-kata dalam penamaan benda-benda khas nelayan. Kearifan lokal tersebut
misalnya folklor Men Kamek, tejo buntung ‘pelangi terputus’, dan lainnya. Selain
itu, juga ditemukan 42 kearifan lokal yang tercermin dalam ekspresi nonverbal
berupa aktivitas masyarakat nelayan, misalnya, nggereh ‘membuat ikan asin’,
njuri ‘menyulam jaring’, dan lainnya. Dari 133 kearifan lokal yang ditemukan,
masyarakat nelayan terlihat memiliki karakter khas dan masih mempertahankan
sifat-sifat lokal yakni triman ‘bisa menerima apa adanya’, waspodo ‘waspada’,
telaten ‘teliti’, dan prasojo ‘sederhana’. |
---|