FAKTOR BUDAYA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LENTENG KABUPATEN SUMENEP
Pentingnya pemberian ASI ditetapkan Pemerintah Indonesia dalam Undang- Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 128 ayat 1. Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama enam bulan. ASI merupakan pilihan asupan nutrisi yang tepat untuk bayi. Sal...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/70708/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/70708/2/full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/70708/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Pentingnya pemberian ASI ditetapkan Pemerintah Indonesia dalam Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 128
ayat 1. Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama
enam bulan. ASI merupakan pilihan asupan nutrisi yang tepat untuk bayi. Salah
satu masalah utama penyebab rendahnya penggunaan ASI di Indonesia adalah
faktor sosial budaya. Perilaku pemberian ASI eksklusif tidak terlepas dari
pandangan budaya yang sudah turun temurun diwariskan dalam kebudayaan yang
bersangkutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran faktor
budaya terhadap pelaksanaan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Lenteng Kabupaten Sumenep.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Informan dalam penelitian sejumlah 15 orang yang terdiri dari 11
informan kunci yaitu ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan dan
merupakan orang asli Madura, informan utama yaitu bidan desa dan kader
kesehatan serta informan tambahan yaitu keluarga yang tinggal serumah dengan
informan kunci. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam
pada informan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi
data, display data, analisis isi dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan Ibu memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
Masih terdapat tradisi turun menurun pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Lenteng dalam hal menysui. Masyarakat Lenteng mempunyai
pandangan bahwa bayi berhak mendapatkan ASI dari ibunya tetapi masih banyak
yang memberikan makanan tambahan pada bayi sebelum usia enam bulan. Hal
tersebut dikarenakan adanya budaya turun temurun yang menganggap bayi akan
rewel dan tidak merasa kenyang jika tidak diberikan makanan tambahan.
Makanan tambahan yang diberikan berupa pisang, lontong, dan bubur yang
terbuat dari tepung maizena.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat budaya yang mendukung dan
tidak mendukung dalam praktik pemberian ASI pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Lenteng. Diharapkan tenanga kesehatan dapat memberikan edukasi
kepada ibu dan keluarga agar masyarakat dapat memahami peran budaya
terhadap kesehatan. |
---|