HUBUNGAN ANTARA KADAR GULA DARAH, HbA1c, KETON, ANION GAP DAN ELEKTROLIT DENGAN INTERVAL QTc DAN QTD PADA ANAK DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 1
Latar Belakang: Komplikasi cardiovascular autonomic neuropathy Diabetes Mellitus (DM) tipe 1 anak sebagian besar aritmia. Elektrokardiografi (EKG) mempunyai spesifisitas dan nilai prediksi tinggi mendeteksi aritmia, ditandai pemanjangan interval QTc dan QTD. Belum ada penelitian tentang hubungan ris...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/70758/1/PPDS.%20IKA.%2003-18%20Fia%20h%20abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/70758/2/PPDS.%20IKA.%2003-18%20Fia%20h.pdf http://repository.unair.ac.id/70758/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Latar Belakang: Komplikasi cardiovascular autonomic neuropathy Diabetes Mellitus (DM) tipe 1 anak sebagian besar aritmia. Elektrokardiografi (EKG) mempunyai spesifisitas dan nilai prediksi tinggi mendeteksi aritmia, ditandai pemanjangan interval QTc dan QTD. Belum ada penelitian tentang hubungan risiko aritmia anak DM tipe 1 di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar gula darah, HbA1c, keton, anion gap dan elektrolit dengan interval QTc dan QTD pada anak DM tipe 1.
Metode: Sampel seluruh anak DM tipe 1 dengan/ tanpa KAD diambil data dari kadar gula darah acak, HbA1c, elektrolit, anion gap, keton serta interval QTc dan QTD dari EKG secara bersamaan. Hubungan antar variabel bebas dan tergantung dilakukan Chi-Square dan besarnya hubungan digunakan uji asosiasi Phi dengan signifikansi p<0,05.
Hasil: 40 pasien dianalisis (55% perempuan); mean usia 144 bulan; mean berat badan 34,5 kg; mean tinggi badan 135,6 cm; median durasi menderita DM 16,5 bulan; 60% gizi baik. Ada hubungan antara pemanjangan interval QTc dengan hiperglikemi (p=0,02; ɸ 0,409), HbA1c (p=0,001; ɸ 0,529), hipokalemi (p=0,006, ɸ 0,526) dan tidak ada hubungan dengan keton (p=0,736; ɸ 0,050), anion gap (p=0,145; ɸ 0,231), hiponatremi (p=0,709; ɸ -0,600), hiperkalemi (p=0,604; ɸ 0,113), hipokalsemi (p=0,604; ɸ -0,083). Terdapat hubungan antara pemanjangan interval QTD dengan HbA1c (p=0,022; ɸ 0,362), hiponatremi (p=0,023; ɸ -0,365) dan tidak berhubungan dengan hiperglikemi (p=0,163; ɸ 0,249), keton (p=0,753; ɸ 0,050), anion gap (p=0,775; ɸ -0,045), hipokalemi (p=0,472; ɸ 0,138), hiperkalemi (p=0,697; ɸ -0,085), hipokalsemi (p=0,054; ɸ -0,308).
Kesimpulan: Ada hubungan bermakna antara pemanjangan interval QTc dan QTD dengan perubahan kadar HbA1c. |
---|