STUDI TEORETIS PROSES RADIATIONLESS DECAY PADA MOLEKUL BUTADIENA BERDASARKAN POTENSIAL ENERGY SURFACE

Studi ini mempelajari radiationless decay pada isomerization molekul butadiena berdasarkan Potential Energy Surface (PES). Studi kasusnya adalah isomerization cis- ke trans-butadiena. Radiationless decay adalah deexcitation molekul tanpa memancarkan cahaya. Radiationless decay seolah-olah melangg...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Astrid Nur Jannah, 081311333071
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/70786/2/Abstrak%20MPF%2015%2018.pdf
http://repository.unair.ac.id/70786/1/MPF%2015%2018%20Jan%20s.pdf
http://repository.unair.ac.id/70786/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Studi ini mempelajari radiationless decay pada isomerization molekul butadiena berdasarkan Potential Energy Surface (PES). Studi kasusnya adalah isomerization cis- ke trans-butadiena. Radiationless decay adalah deexcitation molekul tanpa memancarkan cahaya. Radiationless decay seolah-olah melanggar konservasi energi. Energi yang diserap saat excitation harusnya dipancarkan kembali saat deexcitation agar konservasi energi terpenuhi. Namun deeksitasi molekul yang dialami oleh molekul butadiena tidak memancarkan cahaya. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan mekanisme conical intersection. Mekanisme conical intersection menyaratkan degeneration antara ground state dan excited state. Tujuan studi ini adalah untuk menghitung perbedaan energi geometri transisi butadiena pada ground state dan excited state pertama dengan basis kalkulasi ab-initio. Kalkulasi ab-initio dilakukan pada ground state dengan Density Functional Theory (DFT) dan pada excited state dengan Configuration Interaction (CI) dan Complete Active Space (CAS). DFT untuk mendapatkan optimisasi geometri molekular dan menghitung energinya. Sedangkan CI hanya untuk menghitung energi, sementara CAS untuk mendapatkan optimisasi geometri molekular. Selisih energi yang didapatkan sebesar 0,005 eV. Angka ini sangat kecil untuk selisih energi, menandakan geometri transisi butadiene mengalami degeneration antara ground state dan excited state. Kesimpulannya adalah conical intersection mungkin terjadi pada kasus isomerization cis- ke trans-butadiena.