ANALISIS EFISIENSI LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL DALAM MENGELOLA DANA ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN PENDEKATAN TWO-STAGE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, pada penelitian kuantitatif ini nantinya terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan non – parametrik yang menggunakan metode Data Envelopment Analysys (DEA) untuk mengukur tingkat efisiensi lembaga amil zakat nasional (LAZNAS), sementara pendekatan...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/71253/1/ABSTRAK_FEB.EI.34%2018%20Seb%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/71253/2/FULLTEXT_FEB.EI.34%2018%20Seb%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/71253/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, pada penelitian
kuantitatif ini nantinya terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan non – parametrik
yang menggunakan metode Data Envelopment Analysys (DEA) untuk mengukur
tingkat efisiensi lembaga amil zakat nasional (LAZNAS), sementara pendekatan
parametrik menggunakan model regresi tobit untuk melihat faktor – faktor yang
mempengaruhi efisiensi LAZNAS. Sampel dalam penelitian ini adalah enam
LAZNAS di Indonesia dengan rentang waktu penelitian dari tahun 2012-2016 yaitu
Badan Amil Zakat Nasional (BAZ), Rumah Zakat Indonesia (RZI), Yayasan Dana
Sosial Al-Falah (YDSF), Baitulmaal Umat Islam (Bamuis) BNI, Pos Keadilan
Peduli Umat (PKPU), dan Rumah Yatim (RY).
Dalam penelitian ini diasumsikan LAZNAS sebagai sebuah decision
making unit (DMU) yang memiliki variabel input berupa Beban Sumber Daya
Manusia/SDM (X1) dan Beban Operasional (X2). Sementara variabel output terdiri
dari Dana Penerimaan Zakat (Y1) dan Dana Penyaluran Zakat (Y2).
Hasil pengolahan menunjukkan bahwa 20 DMU berada dalam kondisi
increasing return to scale dan 2 DMU yang mengalami kondisi decreasing return
to scale. Sedangkan sisanya 8 DMU yang berada dalam kondisi efisien. Pengukuran
secara teknis menunjukkan bahwa Bamuis BNI merupakan LAZNAS yang paling
efisien dengan rata-rata nilai efisiensi sebesar 92.8% sepanjang 2012-2016.
Selanjutnya adalah LAZNAS Rumah Yatim dengan rata-rata efisiensi 70.4%
diikuti oleh PKPU 64.8%.
Hasil pengolahan regresi tobit menunjukkan bahwa rasio ACR dan total
asset memiliki pengaruh positif terhadap efisiensi LAZNAS, sedangkan rasio
NIE/TA memiliki pengaruh negatif terhadap efisiensi overall technicall LAZNAS.
Namun demikian, ketiga variabel independen tidak memiliki dampak signifikan
terhadap tingkat efisiensi LAZNAS. |
---|