REPRESENTASI SUPREMASI KULIT PUTIH DALAM FILM THE HELP

Penelitian ini berfokus pada representasi supremasi kulit putih dalam adegan maupun dialog dalam film The Help. Supremasi kulit putih merupakan sistem diskriminatif yang memberikan privilege secara cuma-cuma kepada kelompok masyarakat kulit putih dan mempertahankan posisi orang non-kulit putih d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: KRISTIANTI YOSEPHINE, 071411531058
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/71658/1/ABSTRAK_Fis.K.35%2018%20Yos%20r.pdf
http://repository.unair.ac.id/71658/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Penelitian ini berfokus pada representasi supremasi kulit putih dalam adegan maupun dialog dalam film The Help. Supremasi kulit putih merupakan sistem diskriminatif yang memberikan privilege secara cuma-cuma kepada kelompok masyarakat kulit putih dan mempertahankan posisi orang non-kulit putih dalam posisi inferior. Sistem ini telah diinternalisasikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk industri hiburan salah satunya adalah film. Secara khusus penelitian ini akan menganalisis representasi supremasi kulit putih dalam film The Help yang mengambil latar belakang di Jackson, Mississippi pada tahun 1963 menggunakan metode analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Menjadi menarik karena Amerika Serikat memiliki catatan panjang terkait rasisme, dimana fenomena perbudakan dan segregasi ras merupakan bagian dari sejarah. Tahun 1960-an adalah era perjuangan hak sipil dan Mississippi, seperti negara bagian selatan lainnya, dikenal sebagai area paling rasis di Amerika Serikat yang tampak pada kebijakan-kebijakan segregatif. Penelitian ini mengulas bagaimana konteks masyarakat pada saat itu dihadirkan dalam The Help. Hasil penelitian menunjukan bahwa The Help merepresentasikan tokoh kulit hitam pada posisi tertindas, dengan mentalitas inferior. Di sisi lain, tokoh kulit putih direpresentasikan superior dalam dua jenis. Yang pertama, kulit putih antagonis ditampilkan superior dengan menindas tokoh kulit hitam secara langsung. Yang kedua, kulit putih protagonis diposisikan oleh pembuat film sebagai sosok yang lebih baik, lebih menarik, lebih tinggi secara sosial, dan lebih bermoral hingga ia bersedia menentang norma yang berlaku di masyarakat untuk menolong orang kulit hitam. Dapat dipahami film The Help ‘menolak’ untuk hanya menampilkan realita pada era tersebut, dimana kelompok masyarakat kulit hitam diopresi oleh kulit putih, namun ada usaha untuk melonggarkan perasaan bersalah dengan ‘memasang’ tokoh kulit putih yang baik hati dan heroik untuk menjaga citra orang kulit putih di zaman ini.