COOPERATIVE PRINCIPLES IN E-MAIL COMMUNICATION BETWEEN TBI CORPORATE SALES OFFICER AND CORPORATE CLIENTS

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang penggunaan bahasa yang dianggap melanggar maksim prinsip kerja sama Grice (1975) di dunia bisnis dalam komunikasi organisasi melalui pos elektronik yang terjadi di TBI (The British Institute) Surabaya. Data dari penelitian diambil dari percakapan me...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: NAOMI HERLINASARI, 121012049
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
English
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/71710/1/ABSTRAK_FS.BE.63%2018%20Her%20c.pdf
http://repository.unair.ac.id/71710/2/FULLTEXT_FS.BE.63%2018%20Her%20c.pdf
http://repository.unair.ac.id/71710/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
English
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang penggunaan bahasa yang dianggap melanggar maksim prinsip kerja sama Grice (1975) di dunia bisnis dalam komunikasi organisasi melalui pos elektronik yang terjadi di TBI (The British Institute) Surabaya. Data dari penelitian diambil dari percakapan melalui pos elektronik yang terjadi antara Corporate Sales TBI Surabaya dengan para pelanggan korporasinya selama tahun 2017. Dari analisis data yang telah dilakukan, peneliti menemukan 4 jenis maksim yang dilanggar dalam prinsip kerja sama Grice (1975) yaitu pelanggaran maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi dan maksim cara. Pelanggaran maksim tersebut terjadi karena kurangnya informasi yang diberikan kepada mitranya, penyampaian informasi yang tidak sesuai dengan tujuan dari komunikasi serta penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan konteksnya. Secara umum, meskipun terjadi pelanggaran maksim prinsip kerja sama Grice namun kalimat-kalimat tersebut masih bisa dipahami baik antara pihak pengirim maupun pihak penerima. Hal ini terjadi karena adanya pesan tersirat atau simplisit di dalam email yang disampaikan melalui kalimat-kalimat tersebut dan pesan-pesan tersebut dapat diterima dengan baik oleh mitranya. Penulis menemukan bahwa pelanggaran maksim yang sering muncul di dalam email yaitu pelanggaran maksim kuantitas. Dalam email tersebut, alasan mengapa pelanggaran maksim kuantitas sering digunakan oleh pihak pengirim yaitu mereka mengulangi informasi untuk sebagai sebuah pernyataan kepastian, sebuah persetujuan dan permohonan izin.