TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DISERTAI DENGAN PERKOSAAN DAN PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK MENGAKIBATKAN MATINYA PARA ANAK KORBAN (Studi Kasus Perkara Nomor : 25/PIDSUS.AN/2014/PT.SBY)
terbaik bagi anak harus didahulukan, sebagaimana ditegaskan dalam Konvensi Hak Anak, Deklarasi Persatuan Bangsa-Bangsa mengenai Hak-Hak Anak tahun 1959 dan dalam The Beijing Rules yang diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 Tentang Pengesahan Konvensi Hak-Hak Anak. Anak yang...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/71988/1/TH.%2023-18%20Pri%20t%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/71988/2/TH.%2023-18%20Pri%20t.pdf http://repository.unair.ac.id/71988/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | terbaik bagi anak harus didahulukan, sebagaimana ditegaskan dalam
Konvensi Hak Anak, Deklarasi Persatuan Bangsa-Bangsa mengenai Hak-Hak Anak
tahun 1959 dan dalam The Beijing Rules yang diratifikasi melalui Keputusan Presiden
Nomor 36 Tahun 1990 Tentang Pengesahan Konvensi Hak-Hak Anak. Anak yang
melakukan tindak pidana tidak dipandang sebagai seorang penjahat, tetapi harus dilihat
sebagai orang yang memerlukan bantuan, pengertian dan kasih sayang, serta pengenaan
sanksi hukum pidana terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana hendaknya lebih
mengutamakan pendekatan persuasif-edukatif dan pendekatan kejiwaan. Sistem
pemidanaan terhadap anak telah diatur secara sistematis dalam Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang lebih dikenal dengan
UUSPPA. Salah satu alternatif dalam menangani kasus anak dengan menggunakan
konsep diversi dan restorative justice. Restorative justice adalah merupakan suatu proses
dimana semua pihak yang terlibat dalam suatu tindak pidana tertentu bersama-sama
memecahkan masalah dengan melibatkan anak sebagai pelaku tindak pidana, anak
korban, dan masyarakat dalam mencari solusi untuk memperbaiki, rekonsiliasi, dan
menentramkan hati yang tidak berdasarkan pembalasan. Namun ternyata dalam praktek
tidak selalu diversi dan restorative justice dapat diterapkan sebagaimana dalam kasus
yang penulis akan uraikan lebih lanjut dalam pembahasan.nPenelitian ini menggunakan
metode penelitian yang bersifat normatif dengan spesifikasi deskriptif analitis. Jenis data
yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung di lapangan dan data
sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa setiap anak pelaku tindak pidana tentu ada penyebabnya dan
keharmonisan dalam keluargalah yang membentuk kepribadian dan karakter anak. |
---|