PENGARUH PEMBERIAN CAIRAN RINGER LAKTAT DEXTROSA 2.5%, RINGER LAKTAT DEXTROSA 1%, NATRIUM KLORIDA 0,45% DEXTROSA 5% TERHADAP KADAR GULA DARAH DAN NATRIUM PERIOPERATIF PADA PASIEN PEDIATRI YANG MENJALANI PEMBEDAHAN DARURAT

Latar Belakang: Pemberian cairan intraoperatif bedasarkan rekomendasi Holliday dan Segar yang menyarankan penggunaan cairan hipotonik dengan penambahan glukosa 5% dapat menyebabkan hiperglikemia dan hiponatremia paska pembedahan. Pada kondisi darurat ditambah stres pembedahan dan anestesi, terjadi p...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Yosefina Hermiyanti Tri Lestari Djati, NIM01122806315
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/72689/1/PPDS.AT.%2004-18%20Dja%20p%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/72689/2/PPDS.AT.%2004-18%20Dja%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/72689/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Latar Belakang: Pemberian cairan intraoperatif bedasarkan rekomendasi Holliday dan Segar yang menyarankan penggunaan cairan hipotonik dengan penambahan glukosa 5% dapat menyebabkan hiperglikemia dan hiponatremia paska pembedahan. Pada kondisi darurat ditambah stres pembedahan dan anestesi, terjadi peningkatan proses glukoneogenesis dan glikolisis akibat peningkatan kadar kortisol dalam darah menyebabkan stress hiperglikemia. Sementara itu hormon antidiuretik meningkat dalam kondisi stres menyebabkan hiponatremia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pillihan cairan rumatan intraoperatif yang tepat pada pasien pediatri yang menjalani pembedahan darurat. Metode: Penelitian ini melibatkan 33 subyek berusia 3 bulan – 12 tahun dengan PS ASA 1-2 yang menjalani pembedahan darurat dan sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Subyek dilakukan anestesi umum, dan pemeriksaan gula darah paska induksi. Subyek kemudian dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok yang diberi larutan infus NaCl0.45%D5% (I), larutan RLD1% (II) dan larutan RLD2.5%(III) sebagai cairan rumatan intraoperatif berdasarkan rumus Holliday dan Segar. Dilakukan pemeriksaan gula darah 30 menit paska insisi. Setelah pembedahan, dilakukan pemeriksaan gula darah dan natrium. Hasil serta selisih gula darah dan natrium dibandingkan antara ketiga kelompok. Hasil: Terdapat kenaikan gula darah bermakna paska induksi – 30 menit paska insisi (p 0.005) dan gula darah paska induksi – paska pembedahan pada kelompok NaCl0.45% D5% (p 0.05). Terdapat penurunan natrium darah bermakna pada kelompok NaCl0.45%D5% (p 0.045). Didapatkan kejadian hiperglikemia pada ketiga kelompok yang menunjukkan adanya stress hiperglikemia selama pembedahan. Kesimpulan: Larutan RLD1% dan RLD2% dapat menjadi pilihan cairan rumatan intraoperatif pasien pediatri yang menjalani pembedahan darurat. Namun kejadian stress hiperglikemia harus diwaspadai dapat terjadi selama dan paska pembedahan.