ANALISIS HUBUNGAN PAPARAN TOLUENA DENGAN RISIKO NEUROTOKSIK PADA PEKERJA BAGIAN PRINTING INDUSTRI KARUNG PLASTIK DI PT X SIDOARJO
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan paparan toluena dengan risiko neurotoksik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 pekerja bagian printing. Pengukuran konsentrasi toluena menggunakan gas chromatograph...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/72780/1/TKK.%2010-18%20Far%20a%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/72780/2/TKK.%2010-18%20Far%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/72780/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan paparan toluena dengan
risiko neurotoksik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 pekerja bagian
printing. Pengukuran konsentrasi toluena menggunakan gas chromatography.
Metode untuk deteksi dini risiko neurotoksik yaitu wawancara menggunakan
kuesioner Q18 versi Jerman.
Neurotoksik didefenisikan sebagai gangguan fungsional pada saraf, baik SSP
maupun sistem saraf tepi diakibatkan paparan bahan kimia. Gangguan ini
mengakibatkan perubahan pada memori, perhatian, suasana hati, disorientasi,
penyimpangan berfikir, serta perubahan somatik, sensorik dan fungsi kognitif.
Hasil penelitian didapatkan nilai konsentrasi toluena tertinggi 118,88 mg/m3
dan masih dibawah NAB (188 mg/m3). Perhitungan RQ didapat 13 responden
40,6% responden memiliki risiko kesehatan. Hasil kuesioner Q18 menunjukkan 24
responden 75% responden memiliki risiko neurotoksik. Hasil uji hubungan
menunjukkan terdapat hubungan konsentrasi toluena dengan risiko neurotoksik
berada pada kategori searah dan korelasi cukup, terdapat hubungan RQ dengan
risiko neurotoksik berada pada kategori searah dan korelasi sangat lemah, terdapat
hubungan usia, masa kerja, kebiasaan merokok dan IMT dengan risiko neurotoksik
berada pada kategori searah dan korelasi sangat lemah, terdapat hubungan
penggunaan APD dengan risiko neurotoksik berada pada kategori searah dan
korelasi cukup.
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan searah dan korelasi
cukup antara konsentrasi toluena dan penggunaan APD dengan risiko neurotoksik.
Untuk menurunkan risiko neurotoksik perusahaan dapat menata kembali sistem
ventilasi, tempat penyimpanan toluena serta meningkatkan kesadaran pekerja
menggunakan APD. |
---|