PANDANGAN ORANG-ORANG MODERN TERHADAP TRADISI SUKU ASMAT DALAM NOVEL “NEGERI PARA ROH” KARYA ROSI L. SIMAMORA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
Dalam penelitian dengan judul “Pandangan Orang-orang Modern terhadap Tradisi Suku Asmat dalam Novel Negeri Para Roh Karya Rosi L. Simamora”. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi Pandangan orang-orang modern terhadap tradisi suku Asmat dan makna pandangan orang-orang modern terhadap tradisi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/72812/1/ABSTRAK_FS.BI.36%2018%20Tha%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/72812/2/FULLTEXT_FS.BI.36%2018%20Tha%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/72812/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Dalam penelitian dengan judul “Pandangan Orang-orang Modern terhadap
Tradisi Suku Asmat dalam Novel Negeri Para Roh Karya Rosi L. Simamora”.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi Pandangan orang-orang modern
terhadap tradisi suku Asmat dan makna pandangan orang-orang modern terhadap
tradisi suku Asmat dalam novel Negeri Para Roh karya Rosi L. Simamora.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mengkaji
karya sastra melalui teks dengan melakukan metode library research. Data yang
diperoleh bersumber dari buku dan artikel sehingga menghasilkan kesimpulan
pada penelitian dalam novel ini. Selanjutnya, peneliti juga memanfaatkan
perspektif sosiologi sastra oleh Alan Swingewood.
Berdasarkan dari hasil analisis, peneliti menemukan bahwa orang-orang
modern yang terdapat dalam novel Negeri Para Roh yang telah mengalami proses
modernisasi, memberikan pendapatnya mengenai tradisi suku Asmat yang
menjadi kepercayan yang telah diyakini oleh masyarakat suku Asmat yang jarang
diketahui oleh masyarakat luar. Novel Negeri Para Roh membuka cakrawala baru
mengenai pentingnya menghargai sebuat tradisi sebagai bentuk jati diri yang
membedakan suku-suku bangsa di Indonesia. Hal tersebut digambarkan melalui
perjalanan para tokoh modern yang mengunjungi Agats, Kabupaten Asmat untuk
keperluan pekerjaan. Para tokoh seperti Senna, Bagus, Hara, dan Sambudi yang
merupakan orang-orang modern yang memiliki pendapat berbeda mengenai
tradisi suku Asmat. Faktor perkembangan zaman yang terjadi dan menyebar
dalam kehidupan masyarakat selama ini menyebabkan pergeseran tradisi yang
semula dilakukan dengan keyakinan agar aman, kini justru tradisi tersebut
menjadi sesuatu yang dikomersialkan. Berbagai pendapat oleh orang-orang
modern yang terdapat dalam novel diwakili oleh tokoh Bagus, Senna, Sambudi,
Totopras, dan Hara dalam memandang tradisi suku Asmat tersebut secara tidak
langsung memperlihatkan pro dan kontra terhadap berlangsungnya tradisi suku
Asmat. |
---|