PERBANDINGAN OPERASI URETROPLASTI DENGAN DAN TANPA PENGGUNAAN FIBRIN SEALANT TERHADAP KEJADIAN FISTULA URETROKUTAN PASCA OPERASI HIPOSPADIA Penelitian Prospektif Eksperimental

Tujuan : Komplikasi tersering operasi hipospadia adalah fistula uretrokutan. Angka kejadian fistula uretrokutan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya cukup tinggi, yakni 58,08%. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan terdapatnya penurunan angka kejadian fistula uretrokutan pada penderita hipospadia ya...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Ahmad Aniq Kamal Farahidi, NIM011181904
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/72846/1/PPDS.UR.%2011-18%20Far%20p%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/72846/2/PPDS.UR.%2011-18%20Far%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/72846/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Tujuan : Komplikasi tersering operasi hipospadia adalah fistula uretrokutan. Angka kejadian fistula uretrokutan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya cukup tinggi, yakni 58,08%. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan terdapatnya penurunan angka kejadian fistula uretrokutan pada penderita hipospadia yang dilakukan operasi uretroplasti dan diberikan fibrin sealant. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan prospektif eksperimental dengan menggunakan purposive sampling. Terdapat 2 kelompok, masing-masing kelompok terdapat 8 penderita hipospadia tipe distal dan medius. Kelompok I dilakukan operasi uretroplasti dan diberikan fibrin sealant, Kelompok II hanya dilakukan operasi uretroplasti. Semua prosedur operasi dilakukan oleh staf urologi konsultan pediatri. Teknik operasi yang dipilih adalah Tubularized Incised Plate (TIP). Dilakukan evaluasi luka dan penilaian terjadinya fistula uretrokutan pada hari ke-4 sewaktu pelepasan bebat, hari ke-10 sewaktu pelepasan kateter, dan sampai hari ke-30. Data dianalisa menggunakan SPSS 21.0 dan dinyatakan signifikan jika nilai p < 0,05. Hasil : Fistula uretrokutan terjadi pada 6 penderita (75%) pada kelompok dengan pemberian fibrin sealant, dan 7 penderita (87,5%) pada kelompok tanpa fibrin sealant. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok tersebut (p = 1.00). Fistula uretrokutan yang terjadi pada kelompok fibrin sealant ukurannya lebih kecil (<3 mm) dibandingkan kelompok tanpa fibrin sealant. Komplikasi lain seperti edema, flap nekrosis, dehiscence luka operasi, dan meatal stenosis juga tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari kedua kelompok tersebut (p > 0.05). Kesimpulan : Kejadian fistula uretrokutan tetap tinggi pada penggunaan fibrin sealant dalam operasi uretroplasti. Fibrin sealant tidak memberikan manfaat pada operasi hipospadia.