LAYANG ANBIYA : SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS STRUKTURAL KISAH NABI IBRAHIM
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut, Pertama untuk mendapatkan suntingan teks Layang Anbiya yang bersih dari kesalahan tulis atau salin. Kedua untuk mengetahui struktur kisah Ibrahim dalam naskah Layang Anbiya meliputi tokoh, penokohan, tema, latar, dan amanat. Metode yang digunakan adal...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/73832/1/ABSTRAK_FS.BI.56%2018%20Fit%20l.pdf http://repository.unair.ac.id/73832/2/FULLTEXT_FS.BI.56%2018%20Fit%20l.pdf http://repository.unair.ac.id/73832/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut, Pertama untuk mendapatkan
suntingan teks Layang Anbiya yang bersih dari kesalahan tulis atau salin. Kedua
untuk mengetahui struktur kisah Ibrahim dalam naskah Layang Anbiya meliputi
tokoh, penokohan, tema, latar, dan amanat. Metode yang digunakan adalah
metode suntingan teks gabungan karena naskah Layang Anbiya ini merupakan
naskah jamak yang memiliki masing-masing kekurangan dan kelebihan dengan
bobot yang sama. Metode gabungan ini berusaha membetulkan kesalahankesalahan
kecil dan ketidakajegan dengan menggabungkan dua naskah, yaitu
naskah A dan naskah B dengan bobot kesaksian yang sama. Teori yang digunakan
adalah teori struktural Robert Stanton yang berupa tokoh, penokohan, tema, latar,
dan amanat. Teori struktural yaitu menganalisis teks untuk mengetahui kandungan
isi teks kisah Nabi Ibrahim.
Penelitian ini menghasilkan beberapa simpulan. Pertama, suntingan teks
telah tersedia dalam wujud teks yang baik dengan bobot kesaksian yang sama dari
naskah A dan naskah B. Hasil suntingan teks berupa pupuh I sampai pupuh XXV
berasal dari naskah B sebagai kesaksian naskah A dan pupuh XXVI hingga pupuh
LII berasal dari naskah A sebagai kesaksian naskah B.
Kedua, bentuk-bentuk kesalahan salin atau tulis yang telah dilakukan
perbaikan meliputi, lakuna (pengurangan huruf, kata, dan suku kata) dengan 27
kesalahan pada naskah A dan 15 kesalahan pada naskah B ; adisi (penambahan
huruf, kata, dan suku kata) dengan 8 kesalahan pada naskah A dan 10 kesalahan
pada naskah B ; substitusi ( pergantian huruf, kata, dan suku kata) dengan 48
kesalahan pada naskah A dan 16 kesalahan pada naskah B ; transposisi
( pemindahan huruf, kata, dan suku kata) dengan 1 kesalahan pada naskah A dan 1
kesalahan pada naskah B ; ditografi ( pengulangan huruf, kata, dan suku kata)
dengan 9 kesalahan pada naskah A dan 5 kesalahan pada naskah B. Bentukbentuk
yang salah ditandai dan dilakukan pembenaran pada catatan kaki. Di
samping itu, penelitian ini juga membandingkan teks A dan B yang terdiri atas
910 bait.
Ketiga, analisis kisah Nabi Ibrahim menggunakan teori struktural, yaitu
tokoh dan penokohan (Nabi Ibrahim adalah nabi pemberani yang Allah turunkan
di tengah – tengah orang kafir di negara Babul dengan raja kafir yang bernama
Raja Namrud), tema (seruan terhadap orang kafir Babul yang masih mengikuti
kepercayaan leluhurnya untuk menyembah berhala), latar (Negara Babul adalah
wilayah kekuasaan Raja Namrud, raja kafir yang menyembah berhala), dan
amanat (harus selalu berharap hanya kepada Allah Ta‘ala) teks kisah Nabi
Ibrahim dalam naskah Layang Anbiya yang ada di Kabupaten Lamongan. |
---|