HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN INJECTION DI PT ARPS

Postur kerja yang tidak ergonomi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya keluhan muskuloskeletal. Pekerja pada bagian injection di PT. ARPS merupakan pekerja yang bertugas mengepak botol plastik selama 8 jam dengan posisi duduk yang statis dan tidak ergonomi, sehingga kondisi tersebut dapat...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: MUFIDHA KHOIRUL UMAMI, 101411133019
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/74166/1/KKC%20KK%20FKM%20179%20-%2018%20Uma%20h-Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/74166/2/KKC%20KK%20FKM%20179%20-%2018%20Uma%20h.pdf
http://repository.unair.ac.id/74166/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Postur kerja yang tidak ergonomi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya keluhan muskuloskeletal. Pekerja pada bagian injection di PT. ARPS merupakan pekerja yang bertugas mengepak botol plastik selama 8 jam dengan posisi duduk yang statis dan tidak ergonomi, sehingga kondisi tersebut dapat memicu terjadinya keluhan muskuloskeletal pada pekerja tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan karakteristik individu dan postur kerja pekerja dengan keluhan muskuloskeletal pada bagian injection di PT. ARPS. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain penelitian observasional analitik. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Pengambilan data dengan menggunakan metode RULA, lembar kuesioner NBM, dan pengukuran secara langsung. Semua data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik Spearman Rho’s Correlation dengan tingkat signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar pekerja injection berumur <30 tahun, masa kerja 5-10 tahun, status gizi normal, tingkat kebugaran jasmani sedang, antropometri yang tercakup pada dimensi 1,3, dan 6. Sebanyak 27 pekerja (51,9%) yang mengalami keluhan muskuloskeletal rendah dan sebanyak 19 pekerja (36,5%) memiliki risiko postur kerja dengan kategori rendah. Hasil uji statistik menunjukan terdapat hubungan antara umur (ρ-value = 0,005) masa kerja (ρ-value = 0,019), status gizi (ρ-value = 0,003), dan postur kerja (ρ-value = 0,036) dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja bagian injection di PT. ARPS, sedangkan kesegaran jasmani dan ukuran tubuh (antropometri) tidak berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja bagian injection PT. ARPS. Rekomendasi yang diberikan untuk perusahaan sebaiknya memberi istirahat pendek sesering mungkin (5 menit setiap 1 jam bekerja), menyelenggarakan peregangan senam ergonomis setiap 2x seminggu, dan melakukan olahraga ringan seminggu tiga kali.