Perbandingan Biomekanika antara Fiksasi Tension Band Wiring, Double Endo Button dan Hook Plate Pada Dislokasi Sendi Acromioclavicular Uji Pada Sendi Acromiclavicular Kadaver
Pendahuluan Teknik operasi yang menjadi gold standart dalam penanganan dislokasi sendi acromioclavicular masih diperdebatkan, terdapat pilihan fiksasi antara lain adalah tension band wiring, rekonstuksi AC joint pada clavicula 1/3 distal dengan prosesus coracoid dan hook plate. Ketiga fiksasi ini...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/74524/1/PPDS.%20IOT.%2009-18%20Jif%20p%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/74524/2/PPDS.%20IOT.%2009-18%20Jif%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/74524/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Pendahuluan Teknik operasi yang menjadi gold standart dalam penanganan
dislokasi sendi acromioclavicular masih diperdebatkan, terdapat pilihan fiksasi antara
lain adalah tension band wiring, rekonstuksi AC joint pada clavicula 1/3 distal dengan
prosesus coracoid dan hook plate. Ketiga fiksasi ini mampu memberikan fiksasi yang
stabil, namun masih didapatkan kontroversi yang menyebutkan keunggulan masingmasing
fiksasi tersebut.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vitro dengan rancangan
Randomized Control Post Test-Only Grup Design. Menggunakan 27 sendi
acromioclavicular cadaver yang dibagi menjadi tiga kelompok yang dilakukan fiksasi
tension band wiring, double endo button dan hook plate. Dievaluasi pergeseran
dengan pengulangan 10x, 20x, 50x dan 100x dengan gaya tarikan 100N.
Hasil dan Pembahasan Pada evaluasi didapatkan pergeseran fiksasi menggunakan
tension band wiring memberikan pergeseran terkecil pada masing-masing
pengulangan. Pengulangan 10x rata-rata pergeseran tension band wiring 0.056mm
(p=0.000) dibandingkan double endo button 1.622mm dan hook plate 0.867mm.
Pengulangan 20x, tension band wiring 0.1667mm (p=0,000) dibandingkan double
endo button 3.1778mm dan hook plate 1.1111mm. Pengulangan 50x, tension band
wiring 0.3111 mm (p=0.000) dengan double endo button 4.7778mm dan hook plate
1.3556mm. Pengulangan 100x, tension band wiring 0.556mm (p=0.000) sedangkan
double endo button 5.4444mm dan hook plate 1.4556mm.
Kesimpulan Secara biomekanik tension band wiring memiliki stabilitas terbaik
dibandingkan double endo button dan hook plate. Namun ketiga fiksasi mampu
memberikan stabilitas pada gerakan normal sendi acromioklavicular. |
---|