PEMAKNAAN KARYA “SASTRA WANGI” DI KALANGAN PEMBACA PEREMPUAN DI SURABAYA
Aktivitas membaca saat ini telah berkembang menjadi suatu kegemaran yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sebagian orang, salah satunya pembaca perempuan. Bacaan-bacaan yang dipilih oleh masing-masing individu untuk dibaca ketika waktu luang (leisure time) tentunya berbeda-beda dan dipengaru...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/74822/1/ABSTRAK_Fis.IIP.67%2018%20Rus%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/74822/2/FULLTEXT_Fis.IIP.67%2018%20Rus%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/74822/3/JURNAL_Fis.IIP.67%2018%20Rus%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/74822/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Aktivitas membaca saat ini telah berkembang menjadi suatu kegemaran yang
tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sebagian orang, salah satunya pembaca
perempuan. Bacaan-bacaan yang dipilih oleh masing-masing individu untuk
dibaca ketika waktu luang (leisure time) tentunya berbeda-beda dan dipengaruhi
oleh banyak hal. Berbagai jenis bacaan terus ditawarkan oleh industri budaya,
salah satunya karya “sastra wangi”. Kehadiran karya-karya sastra yang
menampilkan persoalan-persoalan tubuh, seksualitas dan masalah-masalah sosial
yang ditulis oleh para penulis perempuan mendapatkan respon luar biasa dari para
pembaca. Di tengah antusiasme pembaca dalam menyambut karya “sastra wangi”,
di sisi lain kehadiran sastra dengan tema seputar seksualitas nyatanya masih
ditolak oleh sebagian orang yang menganggap karya “sastra wangi” tersebut
hanya memperburuk moral dan menenggelamkan budaya Ketimuran yang santun
dan bermartabat. Perbedaan yang dirasakan ini berkaitan dengan makna yang
dhasilkan melalui proses pemaknaan ketika membaca. Studi kualitatif ini berusaha
untuk mengungkap ketertarikan dan pemaknaan yang dilakukan oleh pembaca
perempuan di Surabaya. Studi ini menggunakan metode analisis resepsi (reception
analysis) dengan pendekatan perspektif cultural studies. Dengan dibantu teori
Encoding-Decoding Stuart Hall dan konsep Reading for Pleasure dari perspektif
Cultural Studies studi ini mengungkap bahwa pemaknaan yang dilakukan oleh
pembaca perempuan dipengaruhi oleh selera pembaca yang menjadi awal
ketertarikan untuk membaca karya “sastra wangi” salah satunya imajinasi penulis
dimana perempuan digambarkan berbeda dengan kehidupan pembaca yang masih
merasakan ketidaksetaraan gender dalam realitas sosial. Pemaknaan yang
dilakukan menghasilkan dua makna yaitu, representasi kesetaraan gender sebagai
dominant meaning dan secondary meaning yang merujuk pada sejauh mana
perjuangan kesetaraan gender terinternalisasikan dalam kehidupannya. Studi ini
menghasilkan tiga tipe pembaca yakni, incorporation reader, hyper
incorporation reader dan mediatory reader. |
---|