Politik Desentralisasi: Implikasi Penarikan Kewenangan Pengelolaan Pendidikan Tingkat Sekolah Menengah Atas dan Sederajat di Kota Surabaya
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan implikasi penarikan kewenangan pengelolaan pendidikan tingkat sekolah menengah atas dan sederajat di kota Surabaya. Latar belakang dari penulisan ini adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang menarik kewenangan pengelolaan pendidikan menengah k...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/74857/1/ABSTRAK_Fis.P.30%2018%20Put%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/74857/2/FULLTEXT_Fis.P.30%2018%20Put%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/74857/4/JURNAL_Fis.P.30%2018%20Put%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/74857/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan implikasi penarikan kewenangan
pengelolaan pendidikan tingkat sekolah menengah atas dan sederajat di kota
Surabaya. Latar belakang dari penulisan ini adalah Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 yang menarik kewenangan pengelolaan pendidikan menengah kepada
Pemerintah Provinsi. Dalam penelitian ini, terdapat tiga pertanyaan penelitian yaitu
bagaimana politik desentralisasi dalam penarikan kewenangan pengelolaan
pendidikan menengah atas dan sederajat di Kota Surabaya, bagaimana implikasi
dari penarikan penarikan kewenangan pengelolaan pendidikan tingkat sekolah
menengah atas dan sederajat di kota Surabaya serta bagamana respon Dinas
Pendidikan Kota Surabaya terhadap kebijakan tersebut. Untuk menjawab
pertanyaan penelitian tersebut, peneliti menggunakan teori desentralisasi dengan
metode penelitian kualitatif deskriptif. Seperti yang telah diatur dalam Undang-
Undang tersebut, dimana pemerintah pusat mengatur tentang pemerintahan
konkuren salah satunya adalah pengelolaan sekolah menengah yang ditarik kepada
tingkat provinsi sehingga kewenangan pengelolaannya tidak lagi pada pemerintah
kabupaten/kota. Dari penarikan kewenangan ini, terdapat beberapa implikasi
diantaranya adalah dampak administrasi, dampak politis, dan dampak anggaran.
Atas kebijakan ini, terdapat beberapa respon yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Kota Surabaya. Sebagai bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Pendidikan
Kota Surabaya harus mematuhi dan melaksanakan Undang-Undang sehingga
terjadi perubahan tugas dan fungsi pada struktur organisasinya. Bukan hanya itu
saja, sebagai respon, Dinas Pendidikan Kota Surabaya lebih berfokus pada
pengelolaan pendidikan dasar jenjang SD hingga SMP guna meningkatkan kualitas
pendidikan di Kota Surabaya. |
---|