HUBUNGAN FAKTOR ACTIVATOR DAN CONSEQUENCE DENGAN PERILAKU KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA DI PT ARPS

Perilaku aman adalah tindakan yang bertujuan untuk memperkecil kemungkinan dampak dari terjadinya kecelakaan kerja. Perilaku aman dalam penelitian ini mengenai perilaku kepatuhan penggunaan APD pada pekerja teknisi di PT ARPS. Berdasarkan teori Activator-Behavior-Consequence (ABC), Activator disini...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: MUHAMMAD MISBAKHUL MUNIR, 101411131028
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/75091/1/KKC%20KK%20FKM%20232%20-%2018%20Mun%20h-Abstract.pdf
http://repository.unair.ac.id/75091/2/KKC%20KK%20FKM%20232%20-%2018%20Mun%20h.pdf
http://repository.unair.ac.id/75091/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Perilaku aman adalah tindakan yang bertujuan untuk memperkecil kemungkinan dampak dari terjadinya kecelakaan kerja. Perilaku aman dalam penelitian ini mengenai perilaku kepatuhan penggunaan APD pada pekerja teknisi di PT ARPS. Berdasarkan teori Activator-Behavior-Consequence (ABC), Activator disini bertindak sebagai pemicu seseorang dalam berperilaku dan Consequence nantinya akan bertindak sebagai penentu apakah perilaku tersebut akan terulang dimasa depan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi distribusi frekuensi serta hubungan dari faktor Activator (pengetahuan K3, persepsi dan peraturan APD) dan Consequence (pemberian penguatan positif dan negatif) dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD. Penelitian ini menggunakan teknik observasional dengan rancang bangun Cross Sectional Study. Besar sampel adalah total populasi sebesar 39 pekerja pada pekerja teknisi bagian Blow Molding, Maintenance dan Injection Molding di PT ARPS. Data di dapatkan dengan menyebarkan kuesioner, observasi lapangan pada pekerja dan wawancara pada manajer EHSF PT ARPS. Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang serta di analisis secara statistik menggunakan uji Spearman. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pengetahuan K3 (r = -0,104), persepsi (r = 0,108), peraturan APD (r = -0,166) sebagai faktor Activator memiliki hubungan yang sangat lemah dengan Safety Behavior kepatuhan penggunaan APD. Penguatan positif (r = -0,268) dan penguatan negatif (r = -0,122) memiliki hubungan yang sangat lemah dengan Safety Behavior kepatuhan penggunaan APD. Kesimpulan penelitian adalah variabel pengetahuan K3, persepsi, peraturan APD, pemberian penguatan positif dan negative memiliki hubungan yang lemah dengan Safety Behavior kepatuhan penggunaan APD. Perusahaan hendaknya mempertimbangkan adanya faktor di luar faktor Activator dan Consequence sebagai upaya tercapainya Safety Behavior yang baik mengenai kepatuhan penggunaan APD pada seluruh pekerja.