PENANDATANGANAN KESEPAKATAN JOINT COMPREHENSIVE PLAN OF ACTION (JCPOA) OLEH IRAN TAHUN 2015
Iran telah memiliki program pengembangan teknologi nuklir sejak tahun 1958. Program tersebut membuat Iran tergabung dalam NPT (Nuclear Non-Proliferation Treaty). Aksi pengembangan teknologi nuklir yang terus-menerus dilakukan oleh Iran dinilai melanggar perjanjian yang telah disepakati dalam NPT ter...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/75497/1/ABSTRAK_Fis.HI.49%2018%20Kar%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/75497/2/FULLTEXT_Fis.HI.49%2018%20Kar%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/75497/3/JURNAL_Fis.HI.49%2018%20Kar%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/75497/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Iran telah memiliki program pengembangan teknologi nuklir sejak tahun 1958. Program tersebut membuat Iran tergabung dalam NPT (Nuclear Non-Proliferation Treaty). Aksi pengembangan teknologi nuklir yang terus-menerus dilakukan oleh Iran dinilai melanggar perjanjian yang telah disepakati dalam NPT tersebut. Berbagai upaya dilakukan oleh P5+1 untuk menghentikan program pengembangan nuklir Iran, salah satunya melalui pengajuan proposal kesepakatan nuklir. Namun, Iran terus menolak proposal yang telah diajukan dan tetap melanjutkan program nuklirnya. Kemudian, pada tahun 2015 Iran pada akhirnya menyetujui kesepakatan nuklir yang telah diajukan selama bertahun-tahun oleh P5+1 yang kemudian dikenal dengan kesepakatan JCPOA. Penelitian ini berisi tentang analisis perubahan sikap Iran terkait dengan kesepakatan nuklir yang diajukan oleh P5+1. Dalam melakukan analisis, peneliti menggunakan pendekatan constraint-choice dalam rezim internasional sebagai dasar perubahan kebijakan Iran dalam kesepakatan nuklir. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan data-data sekunder, seperti buku, jurnal, dan artikel. Dari analisis data-data tersebut didapat bahwa terdapat keuntungan-keuntungan atau insentif yang akan diberikan kepada Iran apabila Iran menyetujui kesepakatan JCPOA. Keuntungan dan insentif tersebut yaitu pencabutan sanksi ekonomi dan normalisasi hubungan dengan negara-negara Barat. Keuntungan dan insentif tersebut kemudian yang memicu Iran untuk menyepakati kesepakatan JCPOA yang diajukan oleh P5+1. |
---|