FAKTOR DETERMINAN FOREIGN POLICY SINGAPURA DALAM KASUS KEBAKARAN HUTAN IDONESIA TAHUN 2015
Penelitian ini berangkat dari adanya kasus kebakaran hutan yang melanda Indonesia pada tahun 2015 dan berujung pada musibah transboundary haze pollution. Singapura sebagai salah satu negara yang mengalami dampak paling buruk mengambil beberapa langkah dalam upaya menangani kasus kebakaran hutan t...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/75516/1/ABSTRAK_Fis.HI.55%2018%20Hub%20k.pdf http://repository.unair.ac.id/75516/2/FULLTEXT_Fis.HI.55%2018%20Hub%20k.pdf http://repository.unair.ac.id/75516/3/JURNAL_Fis.HI.55%2018%20Hub%20k.pdf http://repository.unair.ac.id/75516/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini berangkat dari adanya kasus kebakaran hutan yang melanda
Indonesia pada tahun 2015 dan berujung pada musibah transboundary haze pollution.
Singapura sebagai salah satu negara yang mengalami dampak paling buruk
mengambil beberapa langkah dalam upaya menangani kasus kebakaran hutan tersebut
seperti mengirimkan bantuan langsung ke Indonesia hingga menuntut aktor yang
dianggap bertanggung jawab atas kebakaran hutan tersebut melalui Undang – Undang
anti polusi udara lintas batas miliknya, Transboundary Haze Pollution Act 2014. Hal
tersebut menjadi pertanyaan khusus dalam penelitian ini, mengapa Singapura
dibawah Transboundary Haze Pollution Act begitu gigih dalam menangani kasus
kebakaran hutan tahun 2015? Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kebijakan
luar negeri yang dikeluarkan oleh Singapura melalui kacamata Foreign Policy Theory
terkait faktor apa saja yang mempengaruhi Singapura dalam memformulasi kebijakan
luar negerinya dalam kasus kebakaran hutan tahun 2015 ini. Penelitian ini
menemukan bahwa kebijakan luar negeri Singapura dalam kasus transboundary haze
pollution tahun 2015 didasari oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Pada faktor
internal, kondisi perekonomian dan geografisnya lah yang sangat berpengaruh dalam
kasus ini. Hal itu dikarenakan Singapura merupakan negara dengan perekonomian
yang cukup kuat tetapi memiliki luas wilayah yang relatif kecil sehingga kabut asap
akan dengan mudah melumpuhkan segala macam kegiatan domestiknya. Sedangkan
pada faktor eksternal, ASEAN menjadi salah satu pemicu kegigihan Singapura itu
sendiri. Hal itu karena pada dasarnya ASEAN telah memiliki sistematika ketika
berhadapan dengan kasus polusi udara lintas batas dalam AATHP namun tidak
berjalan efektif sehingga kegigihan tersebut disalurkan melalui THPA tahun 2014
miliknya. |
---|