ANALISIS SISTEM SURVEILANS DBD BERDASARKAN ATRIBUT SURVEILANS DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2017

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit endemis di negara Indonesia. Kabupaten Sidoarjo merupakan wilayah kabupaten/ kota di Provinsi Jawa Timur yang memiliki situasi IR yang fluktuatif mulai tahun 2012 hingga 2017. Meski IR tahun 2017 mencapai target nasional, namun CFR dan ABJ Kabu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: FITRAH BINTAN HARISMA, 101411131177
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/75965/1/KKC%20KK%20FKM%20330%20-%2018%20Har%20a-Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/75965/2/KKC%20KK%20FKM%20330%20-%2018%20Har%20a.pdf
http://repository.unair.ac.id/75965/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit endemis di negara Indonesia. Kabupaten Sidoarjo merupakan wilayah kabupaten/ kota di Provinsi Jawa Timur yang memiliki situasi IR yang fluktuatif mulai tahun 2012 hingga 2017. Meski IR tahun 2017 mencapai target nasional, namun CFR dan ABJ Kabupaten Sidoarjo masih di bawah target. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis sistem surveilans DBD di Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo berdasarkan atribut surveilans. Penelitian ini menggunakan rancang bangun deskriptif yang bersifat evaluasi. Subjek penelitian yaitu petugas surveilans umum, pengelola program P2DBD Dinas Kesehatan, dan koordinator petugas P2DBD di 2 puskesmas terpilih di Kabupaten Sidoarjo. Penentuan informan menggunakan purposive sampling. Variabel penelitian meliputi sembilan atribut surveilans. Instrumen yang digunakan berupa wawancara terstruktur dan studi dokumen. Analisis data menggunakan analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan sistem surveilans DBD di Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo tergolong sederhana, representatif, dan memiliki sensitivitas tinggi, akseptabilitas masih rendah, NPP rendah, ketepatan waktu rendah, kualitas data rendah, dan kurang stabil. Fleksibilitas tidak dapat diukur. Hambatan utama yang ditemukan yakni belum ada tindak lanjut laporan rutin kasus K-DBD, DPDBD,dan W2-DBD, ketepatan waktu pengumpulan laporan KD/RS-DBD yang masih rendah, dan kurang ada pemantauan faktor risiko yang sensitif menandakan risiko peningkatan kasus, serta hambatan lain yang mengakibatkan hambatan utama terjadi. Alternatif solusi yakni melakukan evaluasi terhadap laporan rutin kasus ¸ mendorong UPK untuk meningkatkan ketepatan waktu pengiriman laporan KD/RS-DBD, dan memanfaatkan data dan informasi curah hujan dari BMKG untuk memantau peningkatan kasus. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu sistem surveilans di Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo sudah cukup baik untuk penyediaan informasi, namun belum baik dalam kewaspadaan dini terhadap DBD melalui laporan rutin.