HUBUNGAN STRES TERHADAP PERILAKU BELAJAR MAHASISWA PRE KLINIK DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Seorang individu akan memiliki respon terhadap kejadian yang memicu adanya stres (stressor). Stres merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan seorang individu. Pada kondisi stres terjadi kesenjangan antara tuntutan lingkungan dengan kemampuan seorang individu untuk mengatasi stres (coping) (Sant...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: YAZID YUNANTAMA BAKAR, NIM011311133215
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/76003/1/FK%20PD%2029%2018%20%20abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/76003/2/FK%20PD%2029%2018.pdf
http://repository.unair.ac.id/76003/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Seorang individu akan memiliki respon terhadap kejadian yang memicu adanya stres (stressor). Stres merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan seorang individu. Pada kondisi stres terjadi kesenjangan antara tuntutan lingkungan dengan kemampuan seorang individu untuk mengatasi stres (coping) (Santrock, 2007). Seseorang akan terpengaruh emosi, proses, pikiran dan kondisi fisiknya akibat berespon terhadap stres (David & Newstrom cit. Putra, 2015). Penggolongan stres terdiri dari 2 jenis, yaitu stres yang membangun atau dikenal dengan istilah eustress. Eustress membuat seseorang bersemangat dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar, sedangkan stres yang sifatnya tidak menyenangkan dan bersifat negatif dikenal dengan istilah distress. Distress memberikan berbagai dampak negatif seperti menjadi gugup, tekanan darah tinggi, mudah marah, sulit berkonsentrasi dan tidak memiliki semangat belajar (Rice, 1999; Sary, 2015). Perilaku Belajar dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas belajar. Sebenarnya konsep dan pengertian belajar itu sangat beragam tergantung dari sudut pandang setiap orang yang mengamatinya. Belajar sendiri diartikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman (Davidoff, 1998, h 178). Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh stres terhadap perilaku mahasiswa pre-klinik. Objek pada penelitian ini adalah 82 mahasiswa aktif pre-klinik fakultas kedokteran Universitas Airlangga metode simple random sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan data primer yang dikumpulkan secara observasional yaitu dengan menggunakan instrument kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut, hasil pertama yakni dari MSSQ (Medical Student Stress Questionnaire) dari 82 responden didapatkan 20 responden (24,39 %) mengalami stres ringan, 47 responden (57,31 %) mengalami stres sedang, 12 responden (14,63 %) mengalami stres berat, dan 3 responden (3,65 %) mengalami stres sangat berat dengan ini menunjukkan bahwa mahasiswa kedokteran paling banyak mengalami stres sedang dan yang paling sedikit mengalami stres sangat berat. Hasil yang kedua dari 82 responden didapatkan 4 responden (4,87 %) mengalami perilaku belajar sangat kurang, 8 responden (9,75%) mengalaim perilaku belajar kurang, 40 responden (48,78%) mengalami perilaku belajar cukup, 26 responden (31,7%) mengalami perilaku belajar baik, dan 4 reponden (4,87%) mengalami perilaku belajar sangat baik dengan ini menunjukkan bahwa perilaku belajar mahasiswa di fakultas kedokteran yang paling banyak adalah perilaku belajar cukup dan yang paling sedikit adalh perilaku belajar sangat kurang dan sangat baik. Hasil yang ketiga dari 20 responden yang mengalami stres ringan 9 (45%) responden mengalami perilaku belajar cukup, 9 (45%)responden mengalami perilaku belajar baik, dan 2 (10%) reponden mengalami perilaku belajar sangat baik, kemudian dari 47 responden yang mengalami stres sedang 3(6.3%)responden mengalami perilaku belajar kurang, 26 (55,3%)responden mengalami perilaku belajar cukup, 16 (34,04%)responden mengalami perilaku belajar baik, dan 2 (34,04%)responden mengalami perilaku belajar sangat baik. Kemudian dari 12 responden yang mengalami stres berat didapatkan 2(16,6%) responden mengalami perilaku belajar sangat kurang, 4 (33,3%)responden mengalami perilaku belajar kurang, 5 (41,6%)responden mengalami perilaku belajar cukup, dan 1(8,3%) responden mengalami perilaku belajar baik. Kemudian dari 3 responden yang mengalami stres berat didapatkan 2(66,6%) responden mengalami perilaku belajar sangat kurang, dan 1 (33,3%)responden mengalami perilaku belajar kurang. Dari data tersebut di dapatkan bahwa semakin tinggi tingakatan stres seorang mahasiswa makan semakin rendah perilaku belajarnya