Keberhasilan Ratifikasi Amerika Serikat-Tiongkok atas Paris Agreement dalam Meningkatkan Legitimasi Rezim Mitigasi Global Climate Change
Dunia internasional merespon isu global climate change dengan membentuk rezim-rezim untuk melancarkan upaya mitigasi global climate change, yaitu Protokol Kyoto 1997, dan Paris Agreement 2015. Dalam perjalanannya, Protokol Kyoto dianggap gagal, tidak hanya dari segi capaian target namun juga dari...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed |
Published: |
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/76210/ http://journal.unair.ac.id/JAHI@keberhasilan-ratifikasi-amerika-serikattiongkok-atas-paris-agreement-dalam-meningkatkan-legitimasi-rezim-mitigasi-global-climate-change-article-12603-media-131-category-8.html |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
id |
id-langga.76210 |
---|---|
record_format |
dspace |
spelling |
id-langga.762102018-12-06T09:16:38Z http://repository.unair.ac.id/76210/ Keberhasilan Ratifikasi Amerika Serikat-Tiongkok atas Paris Agreement dalam Meningkatkan Legitimasi Rezim Mitigasi Global Climate Change Fahri Syadia Fa’iz, 071411233001 JZ5-6530 International relations JZ5587-6009 International security. Disarmament. Global survival Dunia internasional merespon isu global climate change dengan membentuk rezim-rezim untuk melancarkan upaya mitigasi global climate change, yaitu Protokol Kyoto 1997, dan Paris Agreement 2015. Dalam perjalanannya, Protokol Kyoto dianggap gagal, tidak hanya dari segi capaian target namun juga dari kegagalan rezim untuk merangkul leading emitters. Sementara, Paris Agreement yang hadir Desember 2015 mendapat hasil yang sebaliknya karena berhasil merangkul 9 dari 10 leading emitters, serta mencapai target angka ratifikasi dalam kurun waktu kurang dari setahun. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis peningkatan legitimasi rezim mitigasi global climate change tersebut dari segi keterlibatan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Teori yang digunakan yaitu hegemonic stability, tentang peran hegemon dalam rezim sehingga mampu meningkatkan legitimasi rezim Paris Agreement. Selain itu, ratifikasi AS dan Tiongkok atas Paris Agreement turut meningkatkan legitimasi rezim dengan menjanjikan transfer teknologi yang merupakan hal yang esensial bagi rezim mitigasi global climate change. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2018 Article PeerReviewed Fahri Syadia Fa’iz, 071411233001 (2018) Keberhasilan Ratifikasi Amerika Serikat-Tiongkok atas Paris Agreement dalam Meningkatkan Legitimasi Rezim Mitigasi Global Climate Change. Jurnal Analisis Hubungan Internasional, 7 (2). pp. 124-138. ISSN 2302-8777 http://journal.unair.ac.id/JAHI@keberhasilan-ratifikasi-amerika-serikattiongkok-atas-paris-agreement-dalam-meningkatkan-legitimasi-rezim-mitigasi-global-climate-change-article-12603-media-131-category-8.html |
institution |
Universitas Airlangga |
building |
Universitas Airlangga Library |
country |
Indonesia |
collection |
UNAIR Repository |
topic |
JZ5-6530 International relations JZ5587-6009 International security. Disarmament. Global survival |
spellingShingle |
JZ5-6530 International relations JZ5587-6009 International security. Disarmament. Global survival Fahri Syadia Fa’iz, 071411233001 Keberhasilan Ratifikasi Amerika Serikat-Tiongkok atas Paris Agreement dalam Meningkatkan Legitimasi Rezim Mitigasi Global Climate Change |
description |
Dunia internasional merespon isu global climate change dengan membentuk
rezim-rezim untuk melancarkan upaya mitigasi global climate change, yaitu Protokol
Kyoto 1997, dan Paris Agreement 2015. Dalam perjalanannya, Protokol Kyoto
dianggap gagal, tidak hanya dari segi capaian target namun juga dari kegagalan rezim
untuk merangkul leading emitters. Sementara, Paris Agreement yang hadir
Desember 2015 mendapat hasil yang sebaliknya karena berhasil merangkul 9 dari 10
leading emitters, serta mencapai target angka ratifikasi dalam kurun waktu kurang
dari setahun. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis peningkatan legitimasi
rezim mitigasi global climate change tersebut dari segi keterlibatan Amerika Serikat
(AS) dan Tiongkok. Teori yang digunakan yaitu hegemonic stability, tentang peran
hegemon dalam rezim sehingga mampu meningkatkan legitimasi rezim Paris
Agreement. Selain itu, ratifikasi AS dan Tiongkok atas Paris Agreement turut
meningkatkan legitimasi rezim dengan menjanjikan transfer teknologi yang
merupakan hal yang esensial bagi rezim mitigasi global climate change. |
format |
Article PeerReviewed |
author |
Fahri Syadia Fa’iz, 071411233001 |
author_facet |
Fahri Syadia Fa’iz, 071411233001 |
author_sort |
Fahri Syadia Fa’iz, 071411233001 |
title |
Keberhasilan Ratifikasi Amerika Serikat-Tiongkok atas Paris Agreement dalam Meningkatkan Legitimasi Rezim Mitigasi Global Climate Change |
title_short |
Keberhasilan Ratifikasi Amerika Serikat-Tiongkok atas Paris Agreement dalam Meningkatkan Legitimasi Rezim Mitigasi Global Climate Change |
title_full |
Keberhasilan Ratifikasi Amerika Serikat-Tiongkok atas Paris Agreement dalam Meningkatkan Legitimasi Rezim Mitigasi Global Climate Change |
title_fullStr |
Keberhasilan Ratifikasi Amerika Serikat-Tiongkok atas Paris Agreement dalam Meningkatkan Legitimasi Rezim Mitigasi Global Climate Change |
title_full_unstemmed |
Keberhasilan Ratifikasi Amerika Serikat-Tiongkok atas Paris Agreement dalam Meningkatkan Legitimasi Rezim Mitigasi Global Climate Change |
title_sort |
keberhasilan ratifikasi amerika serikat-tiongkok atas paris agreement dalam meningkatkan legitimasi rezim mitigasi global climate change |
publisher |
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik |
publishDate |
2018 |
url |
http://repository.unair.ac.id/76210/ http://journal.unair.ac.id/JAHI@keberhasilan-ratifikasi-amerika-serikattiongkok-atas-paris-agreement-dalam-meningkatkan-legitimasi-rezim-mitigasi-global-climate-change-article-12603-media-131-category-8.html |
_version_ |
1681150566517964800 |