HUBUNGAN PERAN KELUARGA DAN KEPATUHAN PASIEN TB MDR DALAM PENGOBATAN DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Tuberkulosis Multi Drug Resistant (TB MDR) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sudah resisten terhadap isoniazid dan rifampicin. Indonesia termasuk dalam 30 negara dengan beban TB MDR tertinggi di dunia dengan insidensi pada tahun 2017 mencapai 8,8 kasus/1...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Safira Nur Ainiyah, NIM011511133121
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/76283/3/Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/76283/4/FK%20PD%2040%2018%20Ann%20h.pdf
http://repository.unair.ac.id/76283/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Tuberkulosis Multi Drug Resistant (TB MDR) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sudah resisten terhadap isoniazid dan rifampicin. Indonesia termasuk dalam 30 negara dengan beban TB MDR tertinggi di dunia dengan insidensi pada tahun 2017 mencapai 8,8 kasus/100.000 penduduk. Pada tahun 2015, angka keberhasilan pengobatan mencapai 51%. Angka keberhasilan pengobatan TB MDR dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya kepatuhan pasien dalam pengobatan. Berdasarkan data rekam medik Poli TB MDR RSUD Dr. Soetomo Surabaya, angka drop out pasien TB MDR di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2016 sebesar 35,15% dan pada tahun 2017 sebesar 37%. Terlihat adanya peningkatan angka drop out yang menunjukkan bahwa kepatuhan pasien TB MDR semakin rendah dalam pengobatan padahal sudah terdapat beberapa kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien antara lain pemberian uang transportasi setiap 3 bulan sekali serta pembebasan biaya obat TB MDR dan obat untuk mengatasi efek samping. Beberapa pasien memilih drop out karena tidak ada keluarga, harus bekerja, adanya efek samping obat TB MDR yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, serta tidak ada biaya karena untuk meminum obat diperlukan makanan pendamping untuk mengurangi efek samping. Oleh karena itu, diperlukan dukungan keluarga agar dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan menurunkan angka drop out. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran keluarga dan kepatuhan pasien MDR TB dalam pengobatan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Teknik sampling menggunakan quota sampling dan didapatkan 24 pasien TB MDR di Poli TB MDR RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Oktober 2017-Juni 2018 dan keluarganya yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Data demografi pasien diperoleh dari wawancara. Variabel yang diuji antara lain peran keluarga yaitu dukungan informasional, penilaian, emosional, dan instrumental yang diukur menggunakan kuesioner melalui wawancara serta kepatuhan yang diukur menggunakan kuesioner Morinsky Medication Adherence Scale (MMAS). Hasil dianalisis dengan statistik deskriptif untuk engetahui distribusi frekuensi demografi pasien, peran keluarga, dan kepatuhan pasien TB MDR serta statistik inferensial menggunakan Fisher Exact Test untuk mengetahui hubungan peran keluarga dan kepatuhan pasien TB MDR dalam pengobatan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pasien TB MDR di RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Oktober 2017-Juni 2018 paling banyak berjenis kelamin laki-laki, berusia 45-54 tahun, memiliki pendidikan terakhir SD/ sederajat, dan tidak bekerja. Tidak ada perbedaan frekuensi keluarga yang memberikan dukungan tinggi dan rendah pada pasien TB MDR. Pasien TB MDR di RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Oktober 2017-Juni 2018 memiliki kepatuhan tinggi. Ada hubungan peran keluarga dan kepatuhan pasien TB MDR dalam pengobatan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang signifikan, sedang, dan searah terutama dukungan penilaian. Oleh karena itu untuk meningkatkan kepatuhan pasien TB MDR, keluarga diharapkan memiliki peran dan memberi dukungan terutama dukungan penilaian. Tenaga kesehatan juga diharapkan memberi edukasi tentang pentingnya peran keluarga pada pengobatan pasien TB MDR.