EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBTURATOR SEBAGAI PRE-PROSTHETIC SURGICAL REHABILITATION DEFEK MAKSILEKTOMI PADA NEOPLASMA MAKSILA
Latar Belakang: Defek maksilektomi pada wajah dan rongga mulut berupa kerusakan dan perubahan bentuk wajah serta fungsi oral. Dapat menghubungkan oronasal atau oroantral yang menyebabkan kesulitan mastikasi, hypernasal speech, keluarnya cairan atau makanan lewat lubang hidung sewaktu penderita m...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/76530/1/PPDGS.BMM.%2001-18%20Bar%20e%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/76530/2/PPDGS.BMM.%2001-18%20Bar%20e.pdf http://repository.unair.ac.id/76530/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Latar Belakang: Defek maksilektomi pada wajah dan rongga mulut berupa
kerusakan dan perubahan bentuk wajah serta fungsi oral. Dapat menghubungkan
oronasal atau oroantral yang menyebabkan kesulitan mastikasi, hypernasal
speech, keluarnya cairan atau makanan lewat lubang hidung sewaktu penderita
minum atau makan, dan deformitas atau gangguan kosmetik yang bervariasi. Hal
tersebut dapat menurunkan kualitas hidup penderita. Salah satu usaha untuk
segera dilakukan rehabilitasi pasca maksilektomi adalah dengan pembuatan
obturator. Pemasangan obturator palatal untuk menutup defek palatum yang
diharapkan dapat memperbaiki penampilan bentuk wajah (estetik), fungsi
pengunyahan dan penelanan, dan fungsi bicara (adequate speech).
Tujuan: Mengetahui efektivitas penggunaan obturator sebagai pre-prosthetic
surgical rehabilitation pada struktur anatomi dan fungsional maksila pasca
operasi maksilektomi pada kasus neoplasma maksila.
Metode: Penelitian analitik observasional retrospektif dengan rancangan
penelitian cross sectional. Dilakukan di instalasi rawat inap bedah dan instalasi
rawat jalan SMF Gigi dan Mulut Divisi Bedah Mulut dan Maksilofasial RSUD
Dr. Soetomo Surabaya. Populasi penelitian adalah pasien yang dirawat di SMF
Gigi dan Mulut Divisi Bedah Mulut dan Maksilofasial RSUD Dr. Soetomo
dengan kelainan neoplasma maksila setelah dilakukan tindakan operasi
maksilektomi. Sebanyak 7 sampel penelitian dengan teknik total sampling
menggunakan data sekunder dari rekam medik rawat jalan dan rawat inap.
Efektivitas penggunaan obturator pada defek pasca maksilektomi diamati dari
rehabilitasi bentuk palatum, keseimbangan bentuk wajah, fungsi pengunyahan dan
penelanan, dan fungsi bicara antara dengan menggunakan obturator dan tidak
menggunakan obturator pada sampel yang sama. Hasil data yang diperoleh
dianalisis secara statistik uji non paramaterik dengan melakukan uji Wilcoxon
Signed Ranks Test menggunakan program SPSS versi 20.
Hasil: Terdapat perbedaan rehabilitasi bentuk palatum, rehabilitasi bentuk wajah
rehabilitasi fungsi pengunyahan dan penelanan, dan rehabilitasi fungsi bicara yang
bermakna antara menggunakan obturator dan tidak menggunakan obturator.
Kesimpulan: Penggunaan obturator efektif untuk rehabilitasi bentuk palatum,
bentuk wajah (estetik), fungsi pengunyahan dan penelanan, dan fungsi bicara pada
pasien pasca operasi maksilektomi. |
---|