PENGARUH PEMBENTUKAN KOKRISTAL LORATADIN – ASAM SUKSINAT DENGAN METODE LUMPURAN TERHADAP KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI LORATADIN

Loratadin adalah salah satu antihistamin kelompok piperidin. Obat ini juga diklasifikasikan ke dalam BCS (Biopharmaceutical Classification System) kelas 2 karena kelarutannya yang rendah dan permeabilitasnya yang tinggi. Profil kelarutan yang rendah ini menyebabkan bioavailabilitas obat rendah d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: MUFIDATUN NISAK, 051411131010
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/77215/1/FF.F.%2018-18%20Nis%20p%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/77215/2/FF.F.%2018-18%20Nis%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/77215/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Loratadin adalah salah satu antihistamin kelompok piperidin. Obat ini juga diklasifikasikan ke dalam BCS (Biopharmaceutical Classification System) kelas 2 karena kelarutannya yang rendah dan permeabilitasnya yang tinggi. Profil kelarutan yang rendah ini menyebabkan bioavailabilitas obat rendah dalam tubuh. Oleh karena itu, pengembangan untuk meningkatkan kelarutan loratadin diperlukan agar bioavailabilitas dan efektivitasnya meningkat. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kelarutan loratadin adalah membentuk kokristal. Dalam penelitian ini kokristal akan dibentuk melalui metode lumpuran dengan asam suksinat sebagai koformernya. Rasio stoikiometrik yang digunakan antara loratadin dan asam suksinat adalah 1: 1 dan 1: 2 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembentukan kokristal loratadin-asam suksinat terhadap kelarutan dan laju disolusinya. Uji kelarutan dilakukan dalam air suling bebas CO2 pada 30,0±0,5oC dan uji disolusi dilakukan dalam air suling bebas CO2 + 0,2% b/v SLS pada 37,0 ± 0,5oC. Uji kelarutan menunjukkan bahwa kelarutan kokristal 1: 1 meningkat 10,53 kali lipat dan kokristal 1: 2 meningkat 19,65 kali lipat. Uji disolusi kokristal menunjukkan bahwa laju disolusi kokristal 1: 1 meningkat 1,78 kali lipat dan kokristal 1: 2 meningkat 1,65 kali lipat.