KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WISATA RELIGI TEBUIRENG PERSPEKTIF ASHABIYAH IBNU KHALDUN

• Main Author: FADLULLOH FAKHRUDIN ARFAQ, 041311433098
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: Indonesian; Indonesian
• Published: 2018
• Subjects: HN41-46 Community centers. Social centers
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/77469/1/ABSTRAK%20.pdf; http://repository.unair.ac.id/77469/2/FEB%20%20EI%20%20113-18%20Arf%20k.pdf; http://repository.unair.ac.id/77469/; http://lib.unair.ac.id
• Institution: Universitas Airlangga

Kesejahteraan merupakan suatu impian dan keinginan bagi setiap manusia di dunia ini. Menurut Ibnu Khaldun, kesejahteraan masyarakat tidak dapat terlepas dari keterkaitan antara ekonomi dan politik negara. Chapra (2001 : 152) menjelaskan bahwa di antara pemikiran Ibnu Khaldun yang sangat penting dan unik adalah pemikirannya tentang circle of equity dan konsep mengenai ashabiyah yang berarti baik dan seirama dengan konsep persaudaraan dalam Islam. Salah satu komunitas yang dapat terbentuk di masyarakat adalah komunitas pedagang pada wisata religi atau wisata halal. Salah satu dari berbagai wisata religi dan wisata halal yang ada di Indonesia adalah wisata religi makam Gus Dur. Pra-riset yang penulis lakukan menemukan bahwa di sekitar kawasan wisata religi terbentuk komunitas pedagang. Kesejahteraan perspektif ashabiyah Ibnu Khaldun dalam objek penelitian ini adalah wisata religi Tebuireng. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesejahteraan yang ada di masyarakat di wisata religi Tebuireng. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara langsung, dokumentasi dan observasi. Setelah pengumpulan data, hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis domain untuk mendapatkan kerangka kesejahteraan dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat disekitar wisata religi Tebuireng meningkat dengan dijaga oleh instrumen yang ada. Instrumen tersebut menjaga ashabiyah atau komunitas yang berkembang di dalam dan sekitar wisata religi dengan baik