Profil Problem Terapi Obat Pada Pasien Tuberkulosis di Beberapa Puskesmas Surabaya

Abstrak Problem terapi obat pada pasien tuberkulosis memerlukan perhatian khusus karena pasien tuberkulosis menggunakan banyak obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi profil problem terapi obat yang digunakan oleh pasien tuberkulosis pada bulan April 2014 di Puskesmas Perak Ti...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Priyandani, Yuni, Fitantri, Awanda Ayu, Abdani, Fajar Agung Nur, Ramadhani, Nurul, Nita, Yunita, Mufarrihah, Mufarrihah, Setiawan, Catur Dian, Utami, Wahyu, Athijah, Umi
Format: Article PeerReviewed
Language:English
English
Published: Univeristas Airlangga 2014
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/77666/1/C-24.pdf
http://repository.unair.ac.id/77666/2/Reviewer%20C-24.pdf
http://repository.unair.ac.id/77666/
http://journal.unair.ac.id/JFK@profil-problem-terapi-obat-pada-pasien-tuberkulosis-di-beberapa-puskesmas-surabaya-article-8300-media-98-category-15.html
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
Description
Summary:Abstrak Problem terapi obat pada pasien tuberkulosis memerlukan perhatian khusus karena pasien tuberkulosis menggunakan banyak obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi profil problem terapi obat yang digunakan oleh pasien tuberkulosis pada bulan April 2014 di Puskesmas Perak Timur, Tanah Kalikedinding dan Pegirian, Surabaya, Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional. Data dikumpulkan melalui wawancara terkait terapi tuberkulosis pada pasien. Lembar pengumpul data serta kartu pengobatan pasien (Kartu TB-01) dan kartu identitas pasien (Kartu TB-02) digunakan untuk mengidentifikasi problem terapi obat. Analisis penentuan problem terapi obat dilakukan oleh tim peneliti melalui diskusi dengan panel ahli. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian problem terapi obat pada pasien tuberkulosis adalah 4 (3,08%) kategori terapi obat tidak diperlukan, 0% kategori kebutuhan terapi obat tambahan, 0% kategori obat tidak efektif, 15 (11,54%) kategori dosis terlalu rendah, 81 (62,31%) kategori reaksi obat tidak diinginkan, 2 (1,54%) kategori dosis terlalu tinggi, dan 28 (21,54%) kategori ketidakpatuhan. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini bahwa kejadian problem terapi obat kategori reaksi obat tidak diinginkan atau adverse drug reaction (ADR) cukup tinggi. Apoteker mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk mengatasi problem terapi obat yang aktual terjadi dan mencegah problem terapi obat yang berpotensi akan terjadi.