KULTUR DAUN Stevia rebaudiana (Bertoni) Bertoni DENGAN PERLAKUAN VARIASI KOMBINASI HORMON SITOKININ DAN AUKSIN

• Main Author: SAYYIDATUL HUMAIRO’, 081411431066
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: Indonesian; Indonesian
• Published: 2018
• Subjects: QH301 Biology
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/77866/1/MPB%2074-18%20HUM%20K%20-%20ABSTRAK.pdf; http://repository.unair.ac.id/77866/2/MPB%2074-18%20HUM%20K.pdf; http://repository.unair.ac.id/77866/; http://lib.unair.ac.id
• Institution: Universitas Airlangga

Masyarakat Indonesia membutuhkan ketersediaan gula rendah kalori yang sangat tinggi terutama bagi penderita Diabetes Mellitus dan obesitas. Tanaman stevia dapat menjadi alternatif sumber gula rendah kalori dan dapat digunakan secara luas. Perbanyakan tanaman dengan menggunakan teknik kultur jaringan memberikan peluang untuk produksi tanaman dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian variasi kombinasi hormon sitokinin dan auksin terhadap kultur daun stevia serta untuk mengetahui kombinasi terbaik yang dapat diterapkan sehingga produksi menggunakan metode kultur jaringan dapat maksimal. Eksplan ditumbuhkan pada media MS yang diperkaya dengan Zat Pengatur Tumbuh golongan sitokinin dan Auksin dengan kombinasi konsentrasi kinetin 0,5 mg/L; 1 mg/L; 2 mg/L; dan 3 mg/L serta 2,4-D 1 mg/L; 3 mg/L; dan 5 mg/L, NAA 0,5 mg/L. Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratoris berupa rancangan acak lengkap (RAL). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan serangkaian uji statistik untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian variasi kombinasi hormon sitokinin dan auksin berpengaruh positif terhadap waktu terbentuknya kalus; persentase eksplan membentuk kalus; berat basah; berat kering; dan morfologi kalus dengan hasil yang bervariasi. Kombinasi NAA 0,5 mg/L dan kinetin 1 mg/L serta NAA 0,5 mg/L dan kinetin 2 mg/L dapat menumbuhkan kalus dalam waktu tercepat. Kombinasi 2,4-D 1 mg/L dan kinetin 0,5 mg/L memberikan nilai rerata berat basah dan berat kering tertinggi. Morfologi kalus dengan warna hijau ada pada perlakuan NAA 0,5 mg/L dan kinetin 2 mg/L serta NAA 0,5 mg/L dan kinetin 3 mg/L, kalus berwarna kekuningan pada perlakuan 2,4-D 1 mg/L dan kinetin 0,5 mg/L, 2,4-D 3 mg/L dan kinetin 0,5 mg/L serta 2,4-D 5 mg/L dan kinetin 0,5 mg/L, dan kalus berwarna kecokelatan hingga hitam pada perlakuan NAA 0,5 mg/L dan kinetin 1 mg/L serta semua kalus yang terbentuk memiliki tekstur yang kompak.