ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI PADA PROSES CETAK KORAN HARIAN JAWA POS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS)

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengendalian kualitas produk koran harian Jawa Pos yang mengalami cacat di PT. Temprina Media Grafika Sumengko. Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi penyebab defect pada proses produksi adalah metode Six Sigma yang terdiri dari fase Define, Meas...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Ayu Dwi Jayanti, 081411831029
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/78042/1/Abstrak%20ST.S.%2049%2018%20Jay%20a.pdf
http://repository.unair.ac.id/78042/2/Fulltext%20ST.S.%2049%2018%20Jay%20a.pdf
http://repository.unair.ac.id/78042/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengendalian kualitas produk koran harian Jawa Pos yang mengalami cacat di PT. Temprina Media Grafika Sumengko. Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi penyebab defect pada proses produksi adalah metode Six Sigma yang terdiri dari fase Define, Measure, Analyze, serta dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) untuk mengetahui alur produksi, pengukuran terkait proses produksi, analisa jenis kecacatan, penyebab kecacatan dan perbaikan. Dari hasil perhitungan didapatkan data cacat normal dan pengukuran peta kendali P diperoleh hasil bahwa proses produksi in control berada dalam batas kendali. setelah data dinyatakan normal maka dilanjutkan analisis kemampuan proses yang didapatkan data capable. Nilai sigma perusahaan berada pada level 4 sigma setara dengan industri kelas USA. Agar perusahaan dapat mencapai level 6 sigma, maka perusahaan harus dapat menekan cacat hingga 91 unit per 1.000.000 produksi. Berdasarkan analisa terdapat 3 jenis cacat yaitu : cacat tidak register sebesar 40,9, cacat warna kabur sebesar 32,1 dan cacat terpotong sebesar 27,. Penyebab tersebut dianalisis dengan diagram sebab akibat yang terdiri dari lima faktor yaitu, manusia, mesin, bahan baku, metode dan lingkungan tiap jenis cacat. Tahap analisis terakhir menggunakan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) yang menghasilkan nilai RPN tertinggi sebesar 576 pada jenis cacat tidak register, sehingga usulan prioritas utama perbaikan yang harus dilakukan adalah melakukan perawatan, perbaikan, dan pengawasan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk dengan meminimalisir kecacatan.