RESPON STRES OKSIDATIF IKAN NILA (Oreochromis niloticus, Linnaeus 1758) SETELAH DIPAPAR BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA
Pencemaran di lingkungan perairan dapat bersumber dari logam berat yang terlarut di dalam air. Logam berat dapat masuk dalam tubuh ikan dalam bentuk ion. Ion logam dapat menginduksi stres oksidatif karena mampu meningkatkan jumlah radikal bebas. Biomarker stres oksidatif yang digunakan untuk meng...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/78177/1/TB.%2016-18%20Mar%20r%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/78177/2/TB.%2016-18%20Mar%20r.pdf http://repository.unair.ac.id/78177/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Pencemaran di lingkungan perairan dapat bersumber dari logam berat yang
terlarut di dalam air. Logam berat dapat masuk dalam tubuh ikan dalam bentuk
ion. Ion logam dapat menginduksi stres oksidatif karena mampu meningkatkan
jumlah radikal bebas. Biomarker stres oksidatif yang digunakan untuk mengetahui
stres oksidatif ikan pada penelitian ini adalah SOD (Superokside Dismutase),
CAT (Catalase), dan MDA (Malondialdehyde). Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi tembaga (Cu) yang berbeda
terhadap kadar SOD, CAT, dan MDA di insang ikan nila (Oreochromis niloticus
L.). Penelitian ini menggunakan RAL dengan empat perlakuan konsentrasi
tembaga dan lima ulangan. Kelompok kesatu sebagai kontrol (0 mg Cu/ L),
kelompok kedua dipapar dengan konsentrasi 1 mg Cu/ L, kelompok ketiga
dipapar dengan konsentrasi 5 mg Cu/ L dan kelompok keempat dengan
konsentrasi 10 mg Cu/ L. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan yang
dipapar dengan konsentrasi 1, 5 dan 10 mg Cu/ L menunjukkan kadar SOD
fluktuatif. Pada hari kesatu mengalami peningkatan dan hari kelima mengalami
penurunan secara signifikan. Semakin tinggi konsentrasi konsentrasi logam yang
terlarut di air, menyebabkan tubuh tidak mampu meregulasi logam yang masuk
dan merusak jaringan. Kadar CAT menunjukkan penurunan signifikan pada hari
ketiga setelah dipapar logam tembaga. Hasil ini menunjukkan jika tubuh mampu
homeostasis karena masih berada dalam kisaran batas toleransi, namun kembali
meningkat pada paparan hari ke-4. Hari kelima menurun kembali karena tubuh
tidak mampu lagi meregulasi logam berat yang masuk dengan bantuan enzim
antioksidan CAT karena mengalami kerusakan. Kadar MDA meningkat setelah
paparan berbagai konsentrasi tembaga yang berbeda pada ikan nila (Oreochromis
niloticus L.) dengan peningkatan tertinggi pada paparan hari ke-5. Hal ini
mengindikasikan bahwa terjadi kerusakan pada lipid peroksida. Kerusakan
tertinggi pada membran lipid terjadi pada konsentrasi 10 mg Cu/ L. |
---|