POTENSI ANTIBAKTERIEKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.)TERHADAP PERTUMBUHAN Aggregatibacter actinomycetemcomitans DAN Porphyromonas gingivalis
Penyakit periodontal adalah penyakit gigi dan mulut tertinggi kedua di dunia setelah karies. Penyakit periodontal adalah inflamasi pada jaringan periodonsium yang ditandai dengan inflamasi gingiva dan poket periodontal. Hampir seluruh tipe penyakit periodontal terjadi akibat infeksi bakteri patog...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/78204/1/ABSTRAK_KG.120%2018%20Wir%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/78204/2/FULLTEXT_KG.120%2018%20Wir%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/78204/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penyakit periodontal adalah penyakit gigi dan mulut tertinggi
kedua di dunia setelah karies. Penyakit periodontal adalah inflamasi pada jaringan
periodonsium yang ditandai dengan inflamasi gingiva dan poket periodontal. Hampir
seluruh tipe penyakit periodontal terjadi akibat infeksi bakteri patogen. Penyakit
periodontal yang terjadi akibat infeksi bakteri patogen kebanyakan disebabkan oleh
bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis.
Perawatan penyakit periodontal dapat melalui terapi mekanis, terapi bedah dan terapi
inisial. Terapi inisial dilakukan dengan pemberian obat kumur dan antibiotik.
Penggunaan obat kumur jangka panjang dapat mengubah warna pada gigi dan dorsum
lidah. Pemberian antibiotik dalam jangka panjang yang kurang tepat dapat
menyebabkan resistensi bakteri. Kayu secang (Caesalpinia sappan L.) adalah salah
satu bahan alami yang dapat berfungsi sebagai antimikroba. Kayu secang memiliki
kandungan senyawa aktif berupa flavonoid yaitu homoisoflavonoid, brazilin dan
chalcone, saponin, terpenoid dan tanin yang memiliki sifat antibakteri. Tujuan:
Membuktikan potensi antibakteri ekstrak etanol kayu secang (Caesalpinia sappan L.)
terhadap pertumbuhan bakteri A. actinomycetemcomitans dan P. gingivalis dengan
memperoleh nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan Minimum
Bactericidal Concentration (MBC) dari masing-masing bakteri. Metode: Penelitian
ini adalah penelitian laboratoris in vitro. Pembuatan ekstrak etanol kayu secang
dilakukan dengan metode maserasi menggunakkan etanol 96% untuk mendapatkan
ekstrak etanol kayu secang 100%. Pengenceran dilakukan untuk memperoleh ekstrak
dengan konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0,78% dan 0,39%.
Nilai MIC dan MBC ekstrak etanol kayu secang terhadap A. actinomycetemcomitans
dan P. gingivalis diketahui dengan menghitung pertumbuhan koloni bakteri. Hasil:
MIC ekstrak etanol kayu secang terhadap A. actinomycetemcomitans dan P.
gingivalis pada konsentrasi 1,56% dan MBC dari ekstrak etanol kayu secang terhadap
A. actinomycetemcomitans dan P. gingivalis pada konsentrasi 3,125%. Kesimpulan:
Ekstrak etanol kayu secang (Caesalpinia sappan L.) berpotensi sebagai antibakteri
terhadap pertumbuhan A. actinomycetemcomitans dan P. gingivalis. |
---|