KADAR KALSIUM SERUM TIKUS WISTAR (Rattus Norvegicus) PADA HUMAN ADIPOSED-DERIVED MESENCHYMAL STEM CELLS (hADMSCs) DAN CHITOSAN SCAFFOLD DENGAN PEMERIKSAAN OSTEOINDUKSI (Penelitian Laboratoris in vivo)
Rekonstruksi jaringan tulang dengan kerusakan yang luas merupakan salah satu tantangan bagi dokter gigi dalam proses penyembuhan jaringan tulang. Bone graft merupakan gold standard pada perbaikan tulang. Akan tetapi penggunaan bone graft memiliki keterbatasan jumlah jaringan yang dihasilkan. Tis...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/78210/1/ABSTRAK_KG.121%2018%20Ima%20k.pdf http://repository.unair.ac.id/78210/2/FULLTEXT_KG.121%2018%20Ima%20k.pdf http://repository.unair.ac.id/78210/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Rekonstruksi jaringan tulang dengan kerusakan yang luas
merupakan salah satu tantangan bagi dokter gigi dalam proses penyembuhan
jaringan tulang. Bone graft merupakan gold standard pada perbaikan tulang. Akan
tetapi penggunaan bone graft memiliki keterbatasan jumlah jaringan yang
dihasilkan. Tissue engineering merupakan metode mutakhir dalam hal regenarasi
tulang. prinsip Tissue engineering memiliki tiga komponen utama yaitu stem cell
yang memiliki kemampuan self renewal dan diferensiasi multineage,
bioreactor/growth factor, dan scaffold. Penggabungan hADMSC dan chitosan
scaffold, diharapkan dapat memicu osteoinduksi yang ditunjukkan oleh marker
osteogenik seperti kadar kalsium. Tujuan: Membuktikan adanya osteoinduksi pada
aplikasi Human Adiposed Derived Mesenchymal Stem Cell (hADMSC) dan
chitosan scaffold menggunakan kadar kalsium serum. Metode: Penelitian ini
menggunakan 12 kelompok perlakuan dengan masing masing kelompok terdapat 4
sampel. Kelompok 1 hingga 4 adalah kelompok kontrol negatif hari ke-1,3,7,dan
14 yang hanya dilakukan pengeburan tulang maksila. Sedangkan kelompok 5
hingga 8 adalah kelompok kontrol positif hari ke-1,3,7,dan 14 yang diberi chitosan
scaffold. Kelompok 9 hingga 12 adalah kelompok perlakuan hari ke-1,3,7,dan 14
yang diberi hADMSC dan chitosan scaffold. Pengambilan darah dilakukan pada
setiap kelompok untuk memeriksa kadar kalsium serum. Hasil: Ada perbedaan
kadar kalsium serum pada setiap kelompok. Kesimpulan: Aplikasi hADMSC dan
chitosan scaffold menyebabkan perubahan yang signifikan pada kadar kalsium
serum pada hari ke-1, ke-3, ke-7 dan ke-14 yang berarti hADMSC dan chitosan
scaffold dapat memicu osteoinduksi. |
---|