PENGAMATAN IMPAKSI MOLAR KETIGA MESIOANGULAR DENGAN KARIES DISTAL MOLAR KEDUA MANDIBULA MELALUI RADIOGRAFI PANORAMIK
Gigi molar ketiga mandibula merupakan gigi terakhir yang mengalami erupsi dan sering mengakibatkan impaksi. Gigi impaksi mempengaruhi keadaan di sekitarnya dan dapat mengakibatkan kelainan patologis seperti karies, resorpsi akar, masalah periodontal, perikoronitis, infeksi, kista dan lesi neoplas...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/78215/1/ABSTRAK_KG.122%2018%20Nur%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/78215/2/FULLTEXT_KG.122%2018%20Nur%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/78215/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Gigi molar ketiga mandibula merupakan gigi terakhir yang
mengalami erupsi dan sering mengakibatkan impaksi. Gigi impaksi mempengaruhi
keadaan di sekitarnya dan dapat mengakibatkan kelainan patologis seperti karies,
resorpsi akar, masalah periodontal, perikoronitis, infeksi, kista dan lesi neoplastik.
Impaksi molar ketiga mandibula serta kelainan patologis yang menyertainya dapat
diamati menggunakan radiografi panoramik. Tujuan: Untuk mengetahui
prevalensi impaksi molar ketiga mesioangular penyebab karies distal molar kedua
mandibula menurut klasifikasi Pell dan Gregory melalui pengamatan radiografi
panoramik di RSGM Universitas Airlangga. Material & Metode: Penelitian ini
menggunakan data sekunder berupa 49 radiograf digital panoramik yang diamati
berdasarkan impaksi molar ketiga mesioangular mandibula dan diklasifikasikan
menggunakan klasifikasi Pell dan Gregory untuk menentukan kelas dan posisi yang
paling sering menyebabkan karies distal pada gigi molar kedua. Data diolah dan
dianalisis menggunakan friedman test. Hasil: Kelas dan posisi terbanyak pada
impaksi molar ketiga mesioangular mandibula ditemukan sebanyak 55% pada
posisi IIA, 23% posisi IIB, 18% pada posisi IA dan 5% pada posisi IB. Karies distal
molar kedua akibat impaksi molar ketiga mesioangular ditemukan sebanyak 69%
pada posisi IIA, diikuti oleh posisi IA sebanyak 19%, selanjutnya posisi IIB
sebanyak 10% dan posisi IB sebanyak 2%. Kesimpulan: Kelainan patologis berupa
karies distal molar kedua ditemukan sebesar 69% pada posisi IIA, 19% pada posisi
IA, 10% pada posisi IIB, 2% pada posisi IB dan tidak ditemukan pada posisi IC,
IIC, IIIA, IIIB dan IIIC dari impaksi molar ketiga mesioangular mandibula yang
menggunakan klasifikasi Pell dan Gregory di RSGM Universitas Airlangga. |
---|