RESISTENSI Vibrio harveyi TERHADAP ANTIBIOTIK OKSITETRASIKLIN, ERITROMISIN DAN ENROFLOKSASIN = RESISTANCE OF Vibrio harveyi TO OXYTETRACYCLIN,ERYTROMICINE AND ENROFLOXACIN ANTIBIOTICS
Udang vaname (Litopanaeus vannamei) adalah salah satu hasil perikanan dengan nilai ekonomis tinggi yang saat ini menjadi komoditas unggulan perikanan. Salah satu penyakit yang sering menyerang tambak udang vaname adalah Vibriosis. Penggunaan antibiotik merupakan upaya yang sering dilakukan para p...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/78429/1/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/78429/2/PK.%20BP.%20159-18%20Sof%20r.pdf http://repository.unair.ac.id/78429/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Udang vaname (Litopanaeus vannamei) adalah salah satu hasil perikanan
dengan nilai ekonomis tinggi yang saat ini menjadi komoditas unggulan perikanan.
Salah satu penyakit yang sering menyerang tambak udang vaname adalah Vibriosis.
Penggunaan antibiotik merupakan upaya yang sering dilakukan para peternak
udang untuk mencegah dan mengobati udang yang terserang penyakit akibat
terinfeksi bakteri. Pemerintah telah mengizinkan penggunaan beberapa obat keras
sebagai antibiotik untuk pengobatan terhadap penyakit yang menyerang pada
kegiatan budidaya dengan dosis tertentu. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk
mengetahui resistensi bakteri Vibrio harveyi terhadap antibiotik oksitetrasiklin,
eritromisin, dan enrofloksasin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resistensi bakteri terhadap
antibiotik oksitetrasiklin, eritromisin dan enrofloksasin. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial terdiri dari 2
faktor perlakuan, 9 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang
diberikan adalah Oksitetrasiklin dosis 25 ug/ml, Oksitetrasiklin dosis 50 ug/ml,
Oksitetrasiklin dosis 100 ug/ml, Eritromisin 25 ug/ml, Eritromisin 50 ug/ml,
Eritromisin 100 ug/ml, Enrofloksasin 25 ug/ml, Enrofloksasin 50 ug/ml, dan
Enrofloksasin 100 ug/ml. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis
menggunakan ANOVA untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Perbedaan antar
perlakuan dianalisis menggunakan uji jarak berganda Duncan.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa zona hambat dari antibiotik
eritromisin dosis 25 ug/ml (10,93 mm) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan
eritromisin 50 ug/ml, namun berbeda nyata (p<0.05) dengan eritromisin 100 ug/ml
dan oksitetrasiklin, eritromisin dosis 25, 50 dan 100 ug/ml. Rata-rata terendah
diameter zona hambat pada penelitian ini yaitu eritromisin 25 ug/ml (10,93 mm)
dibandingkan dengan oksitetrasiklin dan enrofloksasin 25 ug/ml (16,99 mm) dan
(20,48 mm) maka dari itu eritromisin 25 ug/ml tergolong resisten. |
---|