SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOLAGEN-ASAM HIALURONAT-PEO DENGAN COATING KITOSAN SEBAGAI WOUND DRESSING BAGI KORNEA

Kornea sebagai jaringan avascular yang melindungi mata dapat mengalami kerusakan yaitu ulkus kornea yang ditandai dengan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan. Hal ini disebabkan karena trauma, bakteri atau jamur yang dapat menimbulkan infeksi, sehingga perlu adanya wound dre...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: EVA FAHMADIYAH, 081411731039
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/78437/1/ABSTRAK%20ST.T%2063%2018%20Fah%20s.pdf
http://repository.unair.ac.id/78437/2/FULLTEXT%20ST.T%2063%2018%20Fah%20s.pdf
http://repository.unair.ac.id/78437/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Kornea sebagai jaringan avascular yang melindungi mata dapat mengalami kerusakan yaitu ulkus kornea yang ditandai dengan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan. Hal ini disebabkan karena trauma, bakteri atau jamur yang dapat menimbulkan infeksi, sehingga perlu adanya wound dressing yang juga bersifat antibakteri. Telah dilakukan sistesis dan karakterisasi kolagenasam hialuronat-PEO dengan coating kitosan sebagai wound dressing bagi kornea dengan metode electrospinning. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan gambaran hasil sistesis dan karakterisasi membran kolagen-AH-PEO dengan coating kitosan, serta mendapatkan konsentrasi terbaik dari coating kitosan dalam pembentukan membran wound dressing. Kolagen-AH-PEO dengan perbandingan (80:5:15) (%w/w) dilarutkan dalam metanol 80% untuk membentuk konsentrasi larutan 10%. Larutan dielectrospinning dengan parameter tegangan 18 kV, jarak kolektor 17 cm, flowrate 20μL/menit dan jarum 18 gauge. Membran hasil electrospinning dicrosslink dengan glutaraldehid selama 24 jam dan dilanjutkan dengan proses coating kitosan. Coating dilakukan dengan merendam membran dalam larutan kitosan dengan variasi konsentrasi 0%, 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% selama 3 jam. Hasil pengamatan SEM menunjukkan membran fiber memiliki ratarata diameter 292,36 ± 98,999 nm dan mengalami perubahan bentuk serat yang saling tumpang tindih dan membentuk pori akibat perlakuan crosslink dan coating. Ukuran pori mengecil seiring dengan peningkatan konsentrasi kitosan yaitu berukuran 2,372 – 0,574 μm. Uji FTIR menunjukkan adanya pergeseran pada amida I dari bilangan gelombang 1651,40 cm-1 ke 1642,74 cm-1 dan hilangnya gugus amida II yang menandakan terjadinya reaksi crosslink. Uji sitototksisitas pada semua sampel bersifat tidak toksik, karena persentase sel hidup diatas 50%. Uji antibakteri menunjukkan diameter zona inhibisi yang meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi coating kitosan, serta termasuk dalam kategori daya hambat sedang dan kuat. Uji UV Vis menunjukkan bahwa membran dengan coating kitosan memiliki transparansi yang lebih tinggi dibanding tanpa coating kitosan, yakni berkisar 74%-85%.