Pengkayaan Daphnia sp. dengan Vitamin C di Balai Penelitian Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Daphnia sp. merupakan pakan alami terbaik yang sering diberikan kepada ikan karena kandungan nutrisi dan ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Budidaya Daphnia sp. mulai dikembangkan karena sulit didapatkan di alam, selain itu kebutuhannya juga semakin meningkat. Beberapa metode dilakukan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ARI RUKMI KUSTANTI, 141511133128
Format: Other NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: Fakultas Perikanan dan Kelautan 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/78793/1/PKL.PK.BP.%20180-18%20Kus%20p%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/78793/2/PKL.PK.BP.%20180-18%20Kus%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/78793/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Daphnia sp. merupakan pakan alami terbaik yang sering diberikan kepada ikan karena kandungan nutrisi dan ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Budidaya Daphnia sp. mulai dikembangkan karena sulit didapatkan di alam, selain itu kebutuhannya juga semakin meningkat. Beberapa metode dilakukan untuk meningkatkan kandungan nutrisi dari Daphnia sp., contohnya dengan menggunakan pengkayaan vitamin C, susu formulasi, asam lemak, dan lain-lain. Tujuan dari praktek kerja lapangan ini untuk mengetahui proses pengkayaan dalam kultur Daphnia sp. dan mengetahui kendala selama proses kultur. Kegiatan kultur Daphnia sp. di BPTPB Cangkringan dilakukan pada skala laboratorium dan semi massal. Tahap kultur dimulai dari persiapan alat dan bahan, persiapan wadah kultur, persiapan media kultur, menghitung padat tebar, pemupukan, menghitung kepadatan populasi, pengukuran kualitas air, dan pemanenan. Kultur Daphnia sp. ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan alami pada semua komoditas budidaya di BPTPB Cangkringan skala hatchery, terutama untuk ikan mas (Cyprinus carpio). Proses pengkayaan dalam kegiatan kultur dimulai dengan pemupukan air media menggunakan pupuk kandang dan memanfaatkan daun Gliricidia sepium sebagai pupuk kompos. Setelah itu kemudian ditambahkan planktop pada air media yang digunakan sebagai penumbuh fitoplankton, dilanjutkan dengan menambahkan vitamin C. Dosis vitamin C yang digunakan untuk skala laboratorium yaitu ±8 gram, sedangkan dosis yang digunakan untuk skala semi massal yaitu ±15 gram. Penebaran bibit Daphnia sp. sebagai pemula untuk skala laboratorium sebanyak 25 individu/liter, sedangkan skala semi massal sebanyak 2.000 individu/liter. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap satu minggu sekali. Kualitas air yang dicek adalah suhu, DO (Dissolved oxygen), dan pH. Pengukuran dilakukan menggunakan alat water quality monitor Horiba. Kegiatan perhitungan kepadatan populasi Daphnia sp. dilakukan pada pagi hari dengan tiga kali ulangan, setiap ulangan menggunakan skala sampel 100 ml. Hasil kultur skala laboratorium dengan vitamin C mengalami puncak kepadatan pada hari ke-6 sebanyak 10.570 individu/liter. Sedangkan fase puncak kultur semi massal dengan vitamin C mengalami puncak kepadatan pada hari ke-8 sebanyak 442.000 individu/liter. Hambatan dalam kultur Daphnia sp. menggunakan vitamin C yaitu terjadinya perubahan iklim yang sangat signifikan. Hal ini membuat Daphnia sp. rentan terjadi kematian massal. Dengan penambahan vitamin C, dapat membuat daya tahan tubuh Daphnia sp. menjadi lebih kuat terhadap perubahan iklim sehingga dapat meningkatkan produksi pertumbuhan Daphnia sp.