HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA DI SURABAYA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Self-efficacy dengan kesejahteraan subjektif pada remaja di Surabaya. Kesejahteraan subjektif atau Subjective Well-Being sering dikaitkan dengan kebahagian, kedamaian, kepuasan hidup bagi orang awam (Diener dkk, 2003). Subjective well-bein...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/79437/1/PSI%2005_19%20Pra%20h%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/79437/2/PSI%2005_19%20Pra%20h.pdf http://repository.unair.ac.id/79437/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Self-efficacy dengan
kesejahteraan subjektif pada remaja di Surabaya. Kesejahteraan subjektif atau Subjective
Well-Being sering dikaitkan dengan kebahagian, kedamaian, kepuasan hidup bagi orang
awam (Diener dkk, 2003). Subjective well-being dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya adalah harga diri, kontrol diri, ekstraversi, neurotisme yang rendah,
optimisme, relasi sosial yang positif, memiliki arti dan tujuan hidup, faktor genetik,
kepribadian, faktor demografis, dukungan sosial, pengaruh masyarakat dan budaya, serta
proses kognitif. Salah satu faktor yang mempengaruhi Subjective well-being adalah Selfefficacy.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode survei. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 83 remaja
dengan kriteria umur mulai dari 12 - 21 tahun. Adapun skala yang digunakan adalah GSE
(General Self Efficacy) yang diterjemahkan dari milik Mattias Jerusalem & Ralf Schwarzer
(1995) yang terdiri atas 10 aitem untuk Self efficacy, Skala SWLS (Satisfaction With
Life Scale) yang disusun oleh Diener (1985) dan PANAS (Positive Affect Negative Affect
Schedule) yang disusun oleh Watson dan Tellegen (1985) untuk Kesejahteraan subjektif.
Hasil Analisis data menunjukkan bahwa self efficacy memiliki hubungan dengan
kesejahteraan subjektif remaja. Hal tersebut dapat dilihat dari taraf signifikansi kurang dari
0,05 yaitu sebesar 0,00. |
---|