PERILAKU PHUBBING PADA REMAJA DI SURABAYA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku phubbing pada remaja di Surabaya. Phubbing merupakan gabungan kata phone dan snubbing. Perilaku phubbing merupakan perilaku dimana individu mengabaikan rekannya dengan menggunakan smartphone ketika berinteraksi. Hal tersebut dapat menimbulkan ef...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: RENI LISTYAWATI, 111411131065
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/79557/1/PSI%2024_19%20Lis%20p%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/79557/2/PSI%2024_19%20Lis%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/79557/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku phubbing pada remaja di Surabaya. Phubbing merupakan gabungan kata phone dan snubbing. Perilaku phubbing merupakan perilaku dimana individu mengabaikan rekannya dengan menggunakan smartphone ketika berinteraksi. Hal tersebut dapat menimbulkan efek timbal balik kepada lingkungan sekitar (Chotpitayasunond & Douglas, 2015). Penelitian ini dilakukan pada 1131 remaja di Surabaya dengan rentang usia 12-21 tahun. Data diperoleh menggunakan metode survei dengan kuesioner Generic Scale of Phubbing yang merupakan alat ukur hasil susunan dari Chotpitayasunond dan Douglas (2018). Analisis data dilakukan secara deskriptif melalui analisis statistik deskriptif dan analisis cross-tab menggunakan bantuan IBM SPSS 22.0 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor jumlah kepemilikan media sosial memberikan perbedaan pada perilaku phubbing, sedangkan faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jumlah kepemilikan smartphone tidak memberikan perbedaan pada perilaku phubbing remaja di Surabaya. Hal tersebut dikarenakan jumlah kepemilikian media sosial merupakan prediktor dari perilaku phubbing, sedangkan faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jumlah kepemilikan smartphone bukan merupakan prediktor dari perilaku phubbing. Hasil analisis lain menunjukkan bahwa faktor usia dapat memberikan perbedaan pada dimensi interpersonal conflict dan self-isolation. Faktor jenis kelamin dapat memberikan perbedaan pada dimensi interpersonal conflict dan self-isolation. Faktor tingkat pendidikan dapat memberikan perbedaan pada dimensi nomophobia, interpersonal conflict, dan self-isolation. Sedangkan faktor jumlah kepemilikan media sosial dapat memberikan perbedaan pada dimensi self-isolation dan problem acknowledgement. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jumlah kepemilikan media sosial dapat memicu perilaku phubbing pada remaja di Surabaya.