PENGARUH KADMIUM TERHADAP KADAR MELANOSITE STIMULATING HORMON IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIPELIHARA PADA BERBAGAI SALINITAS
Ikan dianggap sebagai salah satu organisme air yang rentan terhadap zat-zat racun yang ada dalam air. Logam berat terakumulasi di dalam tubuh ikan dalam waktu panjang akan berubah sebagai racun. Kadmium (Cd) salah satu logam berat yang paling banyak ditemukan dilingkungan, khususnya ingkungan per...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/79701/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/79701/2/fulltext.pdf http://repository.unair.ac.id/79701/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Ikan dianggap sebagai salah satu organisme air yang rentan terhadap zat-zat racun yang ada dalam air. Logam berat terakumulasi di dalam tubuh ikan dalam waktu panjang akan berubah sebagai racun. Kadmium (Cd) salah satu logam berat yang paling banyak ditemukan dilingkungan, khususnya
ingkungan perairan, serta memiliki toksiksitas yang tinggi bahkan pada kosentrasi rendah bersifat non-esensial, karsinogen, mutagenik dan teratogenik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui akumulasi Cd pada sisik ikan nila dan pengaruh Cd terhadap MSH (Melanosite Stimulating Hormone) dengan salinitas berbeda. Penelitian ini menggunakan (RAL) dengan 4 perlaku dengan kombinasi salinitas berbeda dengan kadmium dan empat ulangan. Kelompok kesatu Cd sebagai kontrol (0 mg/L) dengan salinitas 0, 5, 10, 15. Kelompok kedua Cd dipapar dengan konsentrasi (2.5 mg/L) dengan salinitas 0, 5, 10, 15. Kelompok ketiga Cd dipapar (5 mg/L) dengan salinitas 0, 5, 10, 15. Hasil penelitian Kadar Cd pada sisik ikan yang dipapar dengan konsentrasi Cd 0 mg/L, 2,5 mg/L dan 5 mg/L dengan berbagai salinitas menunjukkan bahwa semakin tinggi kosentrasi Cd maka akumulasi pada sisik ikan nila semakin tinggi dengan diikuti salinitas rendah. Namun apabila semakin tinggi salinitas maka kadar Cd pada sisik ikan nila semakin rendah. Salinitas dan kadmium berbanding terbalik, hal tersebut terjadi karena kation kadmium yang terlarut di air akan berinteraksi dengan anion yang ada (Cl-, SO42-, HCO3-) membentuk kompleks anorganik ataupun organik sehingga mengurangi keberadaan ion kadmium dalam bentuk bebas sehingga akumulasi Cd pada sisik ikan nila rendah. Kadar MSH (Melanosite Stimulating Hormone) yang dipapar dengan konsentrasi Cd 0 mg/L, 2,5 mg/L dan 5 mg/L dengan berbagai salinitas menunjukkan bahwa semakin rendah salinitas maka kadar MSH semakin rendah dikarenakan konsentrasi Cd dilingkungan tinggi. Kadar MSH (Melanosite Stimulating Hormone) rendah pada ikan nila (O niloticus) akan menyebabkan proses penyebaran pigmen (Kromotofor) terganggu sehingga pigmen berkumpul pada satu titik (agregasi), sehingga warna sisik nampak pucat. |
---|