KONTESTASI TRIPLE MINORITY PADA DIRI HALIMAH YACOB PADA PEMILIHAN PRESIDEN SINGAPURA TAHUN 2017 DITINJAU DARI PRESPEKTIF POLITIK IDENTITAS
Politik identitas merupakan sebuah cara yang klasik yang digunakan oleh banyak pihak untuk mencapai maupun mempertahankan kekuasaan. Politik identitas dapat menghasilkan berbagai konstruksi dan hasil sesuai dengan kondisi masyarakat tempat dimana politik identitas dijalankan, termasuk pula pada k...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/79892/1/ABSTRAK_TP.34%2018%20Dwi%20k.pdf http://repository.unair.ac.id/79892/2/FULLTEXT_TP.34%2018%20Dwi%20k.pdf http://repository.unair.ac.id/79892/3/JURNAL_TP.34%2018%20Dwi%20k.pdf http://repository.unair.ac.id/79892/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Politik identitas merupakan sebuah cara yang klasik yang digunakan oleh banyak
pihak untuk mencapai maupun mempertahankan kekuasaan. Politik identitas dapat
menghasilkan berbagai konstruksi dan hasil sesuai dengan kondisi masyarakat tempat dimana
politik identitas dijalankan, termasuk pula pada konteks Triple Minority dalam diri Halimah
binti Yacob. Penelitian ini memiliki Fokus pada pandangan Rakyat Singapura terhadap sosok
presiden minoritas yakni Halimah Yacob. Penelitian ini sangat penting dilakukan karena
Singapura adalah negara yang memiliki peranan yang sangat penting di Asia Tenggara
mengingat Singapura saat ini adalah negara pusat ekonomi, bisnis, investasi, perbankan,
perhubungan, teknologi dan distribusi di Asia Tenggara. Selain itu Singapura adalah satu–
satunya negara dunia pertama atau yang biasa disebut dengan first world country di Asia
Tenggara sehingga percaturan politik di Singapura sangat berpengaruh pula terhadap
stabilitas ekonomi di Asia Tenggara. Kemudian, kajian terkait dengan presiden minoritas
merupakan hal yang masih jarang ditemukan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dari Politik Identitas. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif.
Fenomena triple minority pada diri Halimah Yacob yang terpilih sebagai Presiden Singapura
pada tahun 2017 menunjukan bahwa, rakyat Singapura merupakan masyarakat yang tidak
mengedepankan prespektif politik identitas dalam rangka kontestasi politik. Disisi lain, triple
minority pada diri Halimah Yacob juga dimaknai sebagai alat politik yang sexy dan memiliki
nilai jual yang tinngi di internal maupun eksternal Singapura. |
---|