GREEN MARKETING DAN GREEN BUYING BEHAVIOR UNTUK MENYELAMATKAN BUMI DAN ISINYA: Pidato Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univer sitas Airlangga di Surabaya pada hari Sabtu, tanggal 26 Januari 2019

• Main Author: TANTI HANDRIANA, Prof., Dr., S.E., M.Si.
• Format: Other NonPeerReviewed
• Language: Indonesian
• Published: Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2019
• Subjects: HF5410-5417.5 Marketing. Distribution of products
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/79963/1/KKB%20KK-2%20PG.%2001-19%20Han%20g.pdf; http://repository.unair.ac.id/79963/; http://lib.unair.ac.id
• Institution: Universitas Airlangga

Green marketing merupakan upaya perusahaan untuk merancang, menentukan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produk dengan cara memperhatikan pada perlindungan lingkungan (Polonsky, 2011 dan Fisher, 2012). Sementara itu, Pride dan Ferrell (2012) mendeskripsikan bahwa green marketing juga disebut sebagai pemasaran berkelanjutan yang mengacu pada upaya organisasi pada perancangan, mempromosikan, harga, dan mendistribusikan produk yang tidak akan membahayakan lingkungan. Strategi green marketing merupakan mantra bagi pemasar untuk memproduksi produk-produk daur ulang, produk tidak beracun, dan produk ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dan untuk mendapatkan keuntungan pada skala besar (Patil, 2012). Konsep green marketing telah ada setidaknya sejak Hari Bumi pertam a di tahun 1970-an. Masalah lingkungan hidup dan permintaan konsumen akan produk hijau sebagai faktor pendorong kebangkitan green marketing, yang bertujuan di satu sisi untuk mencapai keseimbangan antara tujuan penjualan dan keuntungan, serta di sisi lain, kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Adapun manfaat green marketing yang dapat dirasakan oleh perusahaan selaku penghasil produk baik berupa barang maupun jasa, antara lain. (1) memastik an pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan profitabilitas; (2) menghemat uang dalam jangka panjang, meskipun pada awalnya butuh biaya yang besar; (3) membantu perusahaan memasark an produk dengan menjaga aspek lingkungan dalam pikiran mereka; (4) membantu dalam mengakes pasar baru dan menikmati keunggulan kompetitif. serta (5) sebagian besar karyawan merasa bangga dan bertanggung jawab untuk lingkungan (Saini, 2013).