RELASI ANTARA MASYARAKAT PETANI TEBU DAN NEGARA, SERTA KORPORASI PASCA PROGRAM TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI (TRI)

Studi ini, mengkaji relasi antara masyarakat petani tebu, negara dan korporasi, pasca Program Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Petani tebu pada masa program TRI (1975-1997/1998), masa Inpres No. 9 tahun 1975, menjadi subordinat pabrik gula (PG) dengan keterbatasan akses komunikasi dan informasi....

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Trikuntari Dianpratiwi, 090970411
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2018
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/80344/1/ABSTRAK_Dis.S.09%2018%20Dia%20r.pdf
http://repository.unair.ac.id/80344/2/FULLTEXT_Dis.S.09%2018%20Dia%20r.pdf
http://repository.unair.ac.id/80344/3/JURNAL_Dis.S.09%2018%20Dia%20r.pdf
http://repository.unair.ac.id/80344/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
id id-langga.80344
record_format dspace
spelling id-langga.803442019-02-20T11:52:50Z http://repository.unair.ac.id/80344/ RELASI ANTARA MASYARAKAT PETANI TEBU DAN NEGARA, SERTA KORPORASI PASCA PROGRAM TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI (TRI) Trikuntari Dianpratiwi, 090970411 HM(1)-1281 Sociology JZ1249-1254 Relation to other disciplines and topics Studi ini, mengkaji relasi antara masyarakat petani tebu, negara dan korporasi, pasca Program Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Petani tebu pada masa program TRI (1975-1997/1998), masa Inpres No. 9 tahun 1975, menjadi subordinat pabrik gula (PG) dengan keterbatasan akses komunikasi dan informasi. Masa itu tidak ada asosiasi petani tebu yang mewadahi aspirasi petani. Di sisi lain petani tebu juga terkekang oleh kebijakan pemerintah seperti “glebagan” yang mengatur luas areal tebu rakyat, penggilingan tebu hanya pada PG di wilayahnya, dan penentuan rendemen oleh PG. Relasi ini menjadikan petani tidak bebas menentukan pendapatannya. Perubahan sistem penanaman tebu masyarakat petani tebu terjadi ketika terbit UU No. 12 tahun 1992 yang membebaskan petani memilih komoditas, dilanjutkan dengan Inpres No. 5 tahun 1997 dan Inpres No. 5 tahun 1998, yang mencabut Program TRI Penelitian ini dilakukan di wilayah PG Kedawung, Kabupaten Pasuruan, wilayah PG Kebonagung, Kabupaten Malang, dan wilayah PG Ngadirejo, Kabupaten Kediri, tahun 2014, sebagai penelitian kualitatif. Pengumpulan data secara in depth interview, pengumpulan dan analisis dokumen, dengan informan 14 orang petani, 5 orang pengurus APTR/KPTR/Kelompok tani, 6 orang petugas Dinas Perkebunan Kabupaten, dan 9 orang petugas PG. Studi ini menunjukkan bahwa pasca Program TRI, relasi antara petani terhadap PG cenderung terbuka dan menguat, karena sesuai UU Budidaya Pertanian No. 12 tahun 1992 petani bebas menanam komoditas pertanian serta dicabutnya Program TRI tahun 1998 merubah relasi petani tebu dan PG menjadi kemitraan, dan lahirnya asosiasi petani tebu (APTR) memfasilitasi petani tebu. Perlawanan petani tebu kepada PG berbentuk gerakan-gerakan, misalnya tidak melakukan peningkatan kualitas budidaya tebu, membongkar tanaman tebu, melakukan demo di PG bahkan di Kementerian Perdagangan di Jakarta karena harga gula dianggap tidak berpihak kepada petani. Namun lahirnya APTR tidak serta merta memberikan dukungan, bantuan, fasilitasi kepada petani tebu dalam berhadapan dengan institusi terkait. Hegemoni terhadap petani masih terjadi khususnya akibat tindakan sepihak PG (dalam penentuan rendemen) dan negara dalam kebijakan harga gula. Temuan ini menguatkan konsep-konsep hegemoni Antonio Gramsci. Hadirnya APTR ternyata tidak sepenuhnya atau serta merta memperkuat relasi petani terhadap PG dan pemerintah pasca Program TRI. 2018 Thesis NonPeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/80344/1/ABSTRAK_Dis.S.09%2018%20Dia%20r.pdf text id http://repository.unair.ac.id/80344/2/FULLTEXT_Dis.S.09%2018%20Dia%20r.pdf text id http://repository.unair.ac.id/80344/3/JURNAL_Dis.S.09%2018%20Dia%20r.pdf Trikuntari Dianpratiwi, 090970411 (2018) RELASI ANTARA MASYARAKAT PETANI TEBU DAN NEGARA, SERTA KORPORASI PASCA PROGRAM TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI (TRI). Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA. http://lib.unair.ac.id
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
country Indonesia
collection UNAIR Repository
language Indonesian
Indonesian
Indonesian
topic HM(1)-1281 Sociology
JZ1249-1254 Relation to other disciplines and topics
spellingShingle HM(1)-1281 Sociology
JZ1249-1254 Relation to other disciplines and topics
Trikuntari Dianpratiwi, 090970411
RELASI ANTARA MASYARAKAT PETANI TEBU DAN NEGARA, SERTA KORPORASI PASCA PROGRAM TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI (TRI)
description Studi ini, mengkaji relasi antara masyarakat petani tebu, negara dan korporasi, pasca Program Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Petani tebu pada masa program TRI (1975-1997/1998), masa Inpres No. 9 tahun 1975, menjadi subordinat pabrik gula (PG) dengan keterbatasan akses komunikasi dan informasi. Masa itu tidak ada asosiasi petani tebu yang mewadahi aspirasi petani. Di sisi lain petani tebu juga terkekang oleh kebijakan pemerintah seperti “glebagan” yang mengatur luas areal tebu rakyat, penggilingan tebu hanya pada PG di wilayahnya, dan penentuan rendemen oleh PG. Relasi ini menjadikan petani tidak bebas menentukan pendapatannya. Perubahan sistem penanaman tebu masyarakat petani tebu terjadi ketika terbit UU No. 12 tahun 1992 yang membebaskan petani memilih komoditas, dilanjutkan dengan Inpres No. 5 tahun 1997 dan Inpres No. 5 tahun 1998, yang mencabut Program TRI Penelitian ini dilakukan di wilayah PG Kedawung, Kabupaten Pasuruan, wilayah PG Kebonagung, Kabupaten Malang, dan wilayah PG Ngadirejo, Kabupaten Kediri, tahun 2014, sebagai penelitian kualitatif. Pengumpulan data secara in depth interview, pengumpulan dan analisis dokumen, dengan informan 14 orang petani, 5 orang pengurus APTR/KPTR/Kelompok tani, 6 orang petugas Dinas Perkebunan Kabupaten, dan 9 orang petugas PG. Studi ini menunjukkan bahwa pasca Program TRI, relasi antara petani terhadap PG cenderung terbuka dan menguat, karena sesuai UU Budidaya Pertanian No. 12 tahun 1992 petani bebas menanam komoditas pertanian serta dicabutnya Program TRI tahun 1998 merubah relasi petani tebu dan PG menjadi kemitraan, dan lahirnya asosiasi petani tebu (APTR) memfasilitasi petani tebu. Perlawanan petani tebu kepada PG berbentuk gerakan-gerakan, misalnya tidak melakukan peningkatan kualitas budidaya tebu, membongkar tanaman tebu, melakukan demo di PG bahkan di Kementerian Perdagangan di Jakarta karena harga gula dianggap tidak berpihak kepada petani. Namun lahirnya APTR tidak serta merta memberikan dukungan, bantuan, fasilitasi kepada petani tebu dalam berhadapan dengan institusi terkait. Hegemoni terhadap petani masih terjadi khususnya akibat tindakan sepihak PG (dalam penentuan rendemen) dan negara dalam kebijakan harga gula. Temuan ini menguatkan konsep-konsep hegemoni Antonio Gramsci. Hadirnya APTR ternyata tidak sepenuhnya atau serta merta memperkuat relasi petani terhadap PG dan pemerintah pasca Program TRI.
format Theses and Dissertations
NonPeerReviewed
author Trikuntari Dianpratiwi, 090970411
author_facet Trikuntari Dianpratiwi, 090970411
author_sort Trikuntari Dianpratiwi, 090970411
title RELASI ANTARA MASYARAKAT PETANI TEBU DAN NEGARA, SERTA KORPORASI PASCA PROGRAM TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI (TRI)
title_short RELASI ANTARA MASYARAKAT PETANI TEBU DAN NEGARA, SERTA KORPORASI PASCA PROGRAM TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI (TRI)
title_full RELASI ANTARA MASYARAKAT PETANI TEBU DAN NEGARA, SERTA KORPORASI PASCA PROGRAM TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI (TRI)
title_fullStr RELASI ANTARA MASYARAKAT PETANI TEBU DAN NEGARA, SERTA KORPORASI PASCA PROGRAM TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI (TRI)
title_full_unstemmed RELASI ANTARA MASYARAKAT PETANI TEBU DAN NEGARA, SERTA KORPORASI PASCA PROGRAM TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI (TRI)
title_sort relasi antara masyarakat petani tebu dan negara, serta korporasi pasca program tebu rakyat intensifikasi (tri)
publishDate 2018
url http://repository.unair.ac.id/80344/1/ABSTRAK_Dis.S.09%2018%20Dia%20r.pdf
http://repository.unair.ac.id/80344/2/FULLTEXT_Dis.S.09%2018%20Dia%20r.pdf
http://repository.unair.ac.id/80344/3/JURNAL_Dis.S.09%2018%20Dia%20r.pdf
http://repository.unair.ac.id/80344/
http://lib.unair.ac.id
_version_ 1681151259748335616