Faktor Prediktor Mortalitas Operasi BT-Shunt Di Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya
Latar belakang : Sebelum era Cardiopulmonary Bypass, Blalock dan Taussig memperkenalkan operasi BT shunt tahun 1945 yang kemudian berkembang menjadi modified BT shunt untuk meningkatkan aliran darah ke paru pada kelainan jantung bawaan kompleks. Walaupun terkesan operasi sederhana, namun banyak p...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/80430/1/TKKli.%2006-19%20Usm%20f%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/80430/2/TKKli.%2006-19%20Usm%20f.pdf http://repository.unair.ac.id/80430/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Latar belakang : Sebelum era Cardiopulmonary Bypass, Blalock dan Taussig memperkenalkan
operasi BT shunt tahun 1945 yang kemudian berkembang menjadi modified BT shunt untuk
meningkatkan aliran darah ke paru pada kelainan jantung bawaan kompleks. Walaupun terkesan
operasi sederhana, namun banyak penelitian yang menemukan hubungan beberapa faktor
terhadap mortalitas paska operasi BT shunt. Usia kurang dari 30 hari, berat dibawah 3 kg,
transfuse PRCdiatas 6mg/kg, pengunaan venstilasi mekanik diatas 24 jam serta peningkatan
kadar PO2 kurang dari 25 % merupakan faktor prediktor yang mempengaruhi mortalitas (Singh
SP dkk, 2014). Penelitian lain menemukan pasien dengan berat badan rendah/ prematur, single
ventrikel, pulmonary atresia dan intak septum ventrikel, sindrom heterotaxy, dan malformasi
ekstrakardiak memiliki resiko lebih tinggi terhadap mortalitas dan morbiditas (Petrucci O dkk,
2011).
Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor prediktor mortalitas paska operasi Modified
Blalock Taussig shunt di RSUD Dr Soetomo Surabaya
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif analitik dengan
menggunakan data sekunder. Dengan menggunakan teknik total sampling dalam kurun waktu
januari 2012 – januari 2018, 97 subyek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data pre, intra
serta paska operatif dikumpulkan, kemudian di lakukan analisa hubungan faktor prediktor
mortalitas pasca operasi BT shunt secara univariat dan multivariat menggunakan regresi logistik
berganda.
Kesimpulan : Umur ≤ 1 bulan saat operasi serta Transfusi PRC paska operasi merupakan faktor
prediktor dependen mortalitas paska operasi BT shunt. |
---|