PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITOR HIPOTEK KAPAL LAUT
Seiring dengan perkembangan hukum dan berkembangnya perekonomian di Indonesia, tidak sedikit badan usaha (baik berbadan hukum atau tidak) seringkali membutuhkan modal yang cukup besar untuk mengembangkan usahanya. Perusahaan pelayaran atau usaha angkutan laut merupakan salah satu bidang usaha ya...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/80538/1/TMK.%2054-19%20Mer%20p%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/80538/2/TMK.%2054-19%20Mer%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/80538/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Seiring dengan perkembangan hukum dan berkembangnya perekonomian di
Indonesia, tidak sedikit badan usaha (baik berbadan hukum atau tidak) seringkali
membutuhkan modal yang cukup besar untuk mengembangkan usahanya.
Perusahaan pelayaran atau usaha angkutan laut merupakan salah satu bidang
usaha yang membutuhkan modal besaragar kelangsungan usaha tetap terjamin.
Usaha ini membutuhkan kapal sebagai alat usaha utama. Modal tersebut bisa
didapatkan melalui pinjaman pada badan-badan usaha atau lembaga pembiayaan
atau lembaga keuangan yang memang didirikan khusus memberikan pinjaman
dana untuk modal usaha atau dana-dana lainnya, yang mana dalam memberikan
pinjaman dana dalam jumlah besar tentunya akan membutuhkan jaminan agar
dana yang disalurkan bisa dikembalikan oleh badan-badan usaha yang meminjam
atau debitur.Kapalsebagaialatusahautama tentunya tidak akan berlayar di perairan
Indonesia saja, tetapi juga dapat berlayar di luar wilayah perairan Indonesia.
Muncul permasalahan bilamana mengingat dalam perjanjian jaminan hipotek
penguasaan benda tetap berada pada debitur, maka kreditur akan mengalami
kesulitan bila terjadi wanprestasi dan kreditur ingin mengambil alih, karena kapal
merupakan benda bergerak, yang keberadaannya sering berpindah-pindah bahkan
berada di luar wilayah perairan Indonesia untuk melaksanakan kegiatan
operasional kapal ataupun saat akan di eksekusi, kapal sedang disewa oleh pihak
lain (pihak ketiga). Oleh karena itu, tidak sedikit badan usaha atau lembaga
pembiayaan atau lembaga perbankan yang saat ini masih enggan menerima
hipotek kapal laut karena pengaturan jaminan hipotek kapal laut di Indonesia yang
tergolong kurang memadai dan kurang dapat mengikuti perkembangan bisnis,
serta tidak semua negara meratifikasi International Convention on The Arrest of
Ships (Geneva 1999). Sehingga tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk
memberikan solusi guna mencapai kepastian hukum dari eksekusi objek jaminan
hipotek yang berlayar di luar wilayah perairan Indonesia ataupun objek jaminan
hipotek sedang disewa oleh pihak lain (pihak ketiga). |
---|