BERBAGAI FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN INCIDENCE RATE PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERDASARKAN ANALISIS SPASIAL DI KABUPATEN BLITAR

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi virus dengue. Epidemiologi spasial diawali dengan penggunaan peta sebagai alat untuk menggambarkan potensi penyebab penyakit. SIG dapat digunakan untuk melihat gambaran distribusi spasial dari penyakit DB...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: YUSUF BUDI MARYANTO, 101611123015
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
English
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/80769/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/80769/2/full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/80769/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
Description
Summary:Penyakit demam berdarah dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi virus dengue. Epidemiologi spasial diawali dengan penggunaan peta sebagai alat untuk menggambarkan potensi penyebab penyakit. SIG dapat digunakan untuk melihat gambaran distribusi spasial dari penyakit DBD di suatu wilayah. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis berbagai faktor yang berkaitan dengan incidence rate kasus penyakit DBD berdasarkan analisis spasial di Kabupaten Blitar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah total incidence rate penyakit DBD tahun 2013-2017 per kecamatan dan faktor geografis spasial yang berkaitan dengan incidence rate di Kabupaten Blitar. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari instansi terkait, dengan variabel dependen ialah incidence rate penyakit DBD dan variabel independen antara lain, angka bebas jentik, kepadatan penduduk, curah hujan dan ketinggian wilayah. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial dengan aplikasi Geoda. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah total incidence rate penyakit DBD tahun 2013-2017 per kecamatan dan faktor geografis spasial yang berkaitan dengan incidence rate di Kabupaten Blitar. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari instansi terkait, dengan variabel dependen ialah incidence rate penyakit DBD dan variabel independen antara lain, angka bebas jentik, kepadatan penduduk, curah hujan dan ketinggian wilayah. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial dengan aplikasi Geoda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata incidence rate >20 per 100.000 penduduk terdapat di 8 kecamatan, 8 kecamatan tersebut mempunyai kepadatan penduduk rata-rata di atas 1.000 jiwa/km2 dengan rata-rata curah hujan yang mendukung terjadinya penyakit DBD. Analisis bivariate incidence rate penyakit DBD dengan kepadatan penduduk didapatkan nilai ρ = 0,019 (ρ < 0,05) maka dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara incidence rate penyakit DBD dengan kepadatan penduduk. Hasil analisis ketergantungan spasial (Diagnostics for spatial dependence) nilai ρ = 0,526 (ρ > 0,05) maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat hubungan berbagai faktor dengan incidence rate kasus penyakit DBD berdasarkan analisis spasial. Pola persebaran kejadian penyakit DBD di Kabupaten Blitar bersifat random. Saran untuk Dinas Kesehatan ialah diperlukan perhatian khusus terhadap wilayah kecamatan di Kabupaten Blitar dengan nilai ABJ < 95% melalui pemberdayaan masyarakat dan pencegahan penyakit DBD di daerah dengan kepadatan penduduk tinggi harus lebih efektif dengan melibatkan Instansi terkait